Denny Indrayana Panik, Said Abdullah: Kalau Ketum Partainya Tak Cukup “Laku” Jadi Capres Maka Segera Koreksi

  • Bagikan
Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah mengecam keras pernyataan politikus Partai Demokrat Denny Indrayana yang menyebut Presiden Joko Widodo cawe-cawe urusan koalisi dan kontestasi Pilpres 2024.

Menurut Said, ocehan Dnny Indrayana ini sangat melecehkan kedaulatan partai-partai. Pasalnya, setiap partai memiliki kedaulatannya masing-masing dalam menentukan siapa calon presiden dan wakil presidennya.

Demikian juga Ketua Umum PDI Perjuangan, Hj Megawati Soekarnoputeri memutuskan calon presiden dari PDI Perjuangan melalui jalan laku spiritual, laku batin, kontemplasi mendalam dengan mempertimbangkan segala hal demi masa depan kepemimpinan nasional yang berkesinambungan.

“Dengan tegas Ibu Mega keputusannya ditujukan hanya dan untuk kejayaan Indonesia raya. Demikian pula kelak saat beliau akan memutuskan calon wakil presiden untuk dibicarakan dengan partai-partai yang telah mengikat diri kerjasama dengan PDI Perjuangan, timbangan utamanya adalah untuk Indonesia raya,” tegasnya, Senin (8 Mei 2023).

Sebelumnya, kader Partai Demokrat, Denny Indrayana menyinggung etika politik Presiden Jokowi yang cawe-cawe dalam mengurusi koalisi dan kontestasi Pilpres 2024.

Denny mempermasalahkan jawaban Jokowi yang menyebut dirinya sebagai pejabat publik sekaligus pejabat politik ketika menjawab tudingan cawe-cawe Pilpres mendatang.

Said menyakini para ketua umum partai-partai, memiliki sikap mandiri dalam menentukan sikap politiknya. Apalagi, bertemu dengan Presiden Jokowi adalah sangatlah pantas.

Bahkan penting mengingat para ketua umum partai-partai tersebut saat ini menopang dan bekerja sama dengan Pemerintahan Presiden Jokowi dan KH Ma’ruf.

“Kalau kemudian para ketua umum partai tersebut menghendaki tatanan yang saat ini dibangun oleh Presiden Jokowi penting untuk dilanjutkan, dan mendiskusikan hal tersebut dengan Presiden Jokowi salahnya dimana?,” ujarnya dengan nada tanya.

Apalagi, Presiden Jokowi juga menghargai sikap politik Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh yang mencalonkan Anies Baswedan dan tidak kalimat Presiden Jokowi melarang langkah politik Nasdem.

Sebab Presiden Jokowi tahu batasan demokrasi, bahwa hak dan kewenangan partai politik mencalonkan calon presiden dan wakil presidennya masing-masing.

“Kalau Deni Indrayana panik karena capres atau Ketua Umum partainya tidak cukup “laku” elektabilitasnya hendaknya segera koreksi kedalam. Jangan biasakan melempar salah ke orang lain. Kelas profesor tetapi adab politiknya menuduh sana sini sungguh cermin buruk rupa,” pungkasnya.

Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan
Exit mobile version