Dewan Pertahanan Nasional Bahas Ketahanan Negara di Konawe

  • Bagikan
Sekretariat Jenderal Dewan Pertahanan Nasional di Kabupaten Konawe, Rabu (13/3/2019). (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)
Sekretariat Jenderal Dewan Pertahanan Nasional di Kabupaten Konawe, Rabu (13/3/2019). (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Sekretariat Jenderal Dewan Pertahanan Nasional dihadiri Deputi Pengembangan, Marsda TNI Dr. Sungkono bersama tim kajida menyelenggarakan rapat kerja bersama Pemerintah Daerah Konawe, Rabu (13/3/2019). Kedua pihak membahas potensi nasional untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara dalam rangka ketahanan nasional.

“Kehadiran kami di sini (Konawe) untuk melaksanakan kajian daerah, mendapatkan informasi-informasi permasalahan di daerah dan sebagai bahan data primer kita melaksanakan rapat kerja. Selain itu, masalah interniasi nilai-nilai bela negara,” terang Marsda TNI Dr. Sungkono, Rabu (13/3/2019).

Secara rinci, rapat digelar untuk merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional; merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, persatuan, kesatuan serta keberlangsungan hidup bangsa dan negara; dan menyusun perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi dalam rukun waktu tertentu dan rancangan kebijakan dan trategi nasional dalam rangka merehabilisasi akibat risiko pembangunan, dan lain-lain.

Dikesempatan itu juga, Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, menerangkan kondisi sosial budaya wilayah setempat. Dikatakannya, Kabupaten Konawe memiliki beragam ras dan etnis. Termasuk mengungkapkan salah satu program Pemda untuk mensejahterakan masyarakat, yakni program Satuan Tugas yang bertugas menangani kemiskinan dengan memanfaatkan potensi alam, seperti bertani/ladang (monda’u), beternak (walaka), dan perikanan (A’epe).

“Berdasarkan data, kami mengindentifikasi Kabupaten Konawe tertinggal 25 tahun dari daerah-daerah maju di Indonesia yang sangat kita cintai ini, sehingga dalam peluncuran program satgas kami akan menggunakan strategi kuantum. Kami pakai satu kuantum sama dengan 5 tahun, 5 tahun sama dengan 25 tahun, berarti kami harus melakukan lima kuantum untuk mengejar ketertinggalan kami dari daerah-daerah yang sudah maju,” terang Gusli.

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan