Dewan Riset Daerah Sebut Penyebab Banjir di Sultra Banyak Faktor

  • Bagikan
Ketua Dewan Riset Daerah Sultra, Andi Bahrun. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM).
Ketua Dewan Riset Daerah Sultra, Andi Bahrun. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI. COM: KENDARI – Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Sulawesi Tenggara menilai penyebab musibah banjir di Konawe Utara maupun di Kabupaten lainnya di wilayah Sultra banyak faktor bukan hanya tambang.

Ketua Dewan Riset Daerah Sulawesi Tenggara, Andi Bahrun, mengatakan jika sebagian kalangan menilai penyebab terjadinya banjir diKabupaten Konawe Utara (Konut) adalah tambang, itu bukan faktor utama. Tetapi banyak hal dan banyak faktor yang bisa menjadi dugaan munculnya bencana alam tersebut.

“Saya sebagai orang akademisi maupun sebagai orang peneliti tentu menilai pendapat yang lain bahwa penyebab terjadinya banjir itu adalah tambang, itu sah-sah saja, semua pendapat itu dugaan semuanya, kalau istilah peneliti itu masih hipotesis dugaan sementara, jadi siapa saja bisa berpendapat berdasarkan informasi dan ilmu yang didapat. Tapi kita belum bisa mengklaim salah satu faktor,” kata guru besar Universitas Halu Oleo itu di ruang kerjanya, Jumat (14/6/2019).

katanya, persoalan banjir ini tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain, yang paling penting saat ini bagaimana fokus menyelesaikan permasalahan ini mencari jalan keluar. Karena ketika mengkaji soal banjir harus dilihat dari proses terjadinya dari hulu sampai dihilir mengapa terjadi.

“Kalau kita bicara banjir persoalannya banyak, tentu kita tidak terlepas dari air, air sumbernya dari hujan, katika turun di bumi dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya vegetasi, penggunaan ruang (Land use) seperti pembangunan infrastruktur jalan, perumahan baik perumahan program pemerintah maupun swasta, pertanian, topografi sungai, perumahan sempadan sungai. Jadi intinya kita harus liat permasalahan ini secara komprehensif,” bebernya.

“Banyak yang soroti amdal, betul, tapi kalau hanya bicara Amdal itu tidak cukup, karena Amdal vokusnya hanya dihilir bagaimana dengan dihulu dan skopnya tekhnis, jadi perlu ada kajian lingkungan hidup yang strategis,” lanjutnya.

Untuk itu,tambahnya, perlu ada kajian dan penelitian khusus pada permasalahan tersebut. Seberapa besar kontribusi pertambangan, pertanian, maupun sektor dan kegiatan lainnya yang menjadi penyebab terjadinya banjir. Sehingga dari situ bisa kelaur suatu kesimpulan.

“Kita sudah rapatkan dengan beberapa stakeholder lainnya, sudah ada data-data seperti berapa besar serapan air permukaan, curah hujan, resapan tanah dan data lainnya. Selanjutnya kita akan buatkan suatu memo brief khusus untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah untuk menjadi rujukan kedepan yang bisa digunakan sebagai patron pembangunan kedepan,” ujarnya.

Olehnya itu, dirinya mengajak seluruh elemen saat ini fokus pada penanganan, bagaimana masyarakat yang ada di Konut dan sekitarnya bisa hidup dan bekerja seperti semula.

“Saya mengajak kepada seluruh stakeholder saat ini marilah kita fokus donasikan barang dan pikiran kita bagaimana keluar dari permasalahan ini. Misalnya, para ustad bisa kirimkan doa bagi masyarakat disana,” pintanya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan