Di hadapan Polisi, Pengunjuk Rasa Teriak: Tangkap Pembunuh Sekarang Juga

  • Bagikan
Massa aksi dari IMM melakukan unjuk rasa di sekitaran Mapolda Sultra, Senin (30/9/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)
Massa aksi dari IMM melakukan unjuk rasa di sekitaran Mapolda Sultra, Senin (30/9/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pengunjuk rasa dari Keluarga Besar mahasiswa (KBM) Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) kini berhadapan dengan aparat keamanan di depan kawasan Mapolda Sultra, Senin (30/9/2019). Kedatangan mahasiswa tak lain meminta segera mengungkap orang yang menembak kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kendari (IMM), Randi ketika aksi di Kantor DPRD Sultra Kamis, 26 September lalu.

Sambil mengenakan almamater, barisan mahasiswa tidak dapat mendekati Mapolda Sultra. Langkah mereka kandas di depan kawat berduri yang dipasang aparat keamanan sembari berjaga. Kehadiran mahasiswa berlangsung sejak pagi sambil memerang poster dan menyanyikan lagu mars IMM. Mahasiswa juga membawa bendera Muhammadiyah dan IMM.

Pemandangan tersebut masih berlangsung hingga kini, pukul 13.40 Wita. Akibatnya, perempatan depan Kantor BPS Sultra tertutup total.

(Baca juga: Dampak Unjuk Rasa Mahasiswa, Karyawan BPS Sultra Tak Berkantor)

“Tangkap, tangkap, tangkap pembunuh sekarang juga,” teriak massa aksi di hadapan polisi.

“Ada oknum yang membunuh Randi. Randi adalah kader, dia sebagai pejuang. Randi adalah pahlawan demokrasi,” ucap salah satu orator aksi.

Massa aksi dari IMM melakukan unjuk rasa di sekitaran Mapolda Sultra, Senin (30/9/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)
Massa aksi dari IMM melakukan unjuk rasa di sekitaran Mapolda Sultra, Senin (30/9/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)

Sekitar ribuan mahasiswa ini meminta pihak kepolisian segera mengusut dan menginvestigasi kasus penembakan terhadap kawan mereka, Almarhum Randi yang meninggal akibat peluru menembus dada kanannya ketika ikut berunjuk rasa menolak sejumlah RUU di depan Kantor DPRD Sultra pada 26 September lalu.

Mahasiswa juga mengancam berunjuk rasa lagi dengan jumlah lebih banyak.

Tidak hanya itu, mahasiswa bahkan menginginkan kapolres Kendari dicopot dari jabatannya lantaran dinilai lalai dalam menjalankan tugas pengamanan.

(Baca juga: Sehari Usai Unjuk Rasa Berdarah, Kapolda Sultra Berganti)

“Ikatan persaudaraan kami di Muhammadiyah melebihi ikatan darah. Kepergian Randi merupakan duka yang paling mendalam bagi kami. Kami minta kapolda Sultra segera menangkap dan memberikan sanksi kepada pelaku penembakan Randi,” ucap orator.

Sementara itu, Dir Intelkam Polda Sultra, Kombes Pol Hartoyo yang menerima massa aksi mengatakan Polri telah mengirim tim investigasi yang mengusut penembakan berujung meninggalnya mahasiswa tersebut.

“Saat ini tim sedang bekerja. Dalam bekerja, tim terbuka memberikan akses bagi masyarakat untuk melaksanakan pengawasan. Wakapolda sudah menyampaikan surat kepada Ombudsman untuk menyampaikan tim pengawasan untuk mengawasi kegiatan investigasi yang dilakukan oleh tim gabungan Mabes Polri,” jelasnya.

Massa aksi dari IMM melakukan unjuk rasa di sekitaran Mapolda Sultra, Senin (30/9/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)
Massa aksi dari IMM melakukan unjuk rasa di sekitaran Mapolda Sultra, Senin (30/9/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)

Namun saat menerima aspirasi mahasiswa tersebut, mahasiswa keberatan karena diterima di jalan raya yang dibatasi oleh kawat berduri. Hingga mahasiswa kembali membalas pernyataan pihak polda itu.

“Kasih keras suaranya pak, masa membunuh bisa tapi berbicara tidak keras. Buka kawat durinya, jangan perlakukan kami sebagai kriminal,” teriak massa aksi.

Laporan: La Niati
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan