Didemo Kurang Perhatikan Pembangunan Ibu Kota, Pemda Buteng Keluarkan Pernyataan

  • Bagikan
Demonstran berdialog dengan perwakilan Pemda Buteng sehubungan pembangunan di ibu kota kabupaten, Kamis (4/7/2019). (Foto: Ali Tidar/SULTRAKINI.COM)
Demonstran berdialog dengan perwakilan Pemda Buteng sehubungan pembangunan di ibu kota kabupaten, Kamis (4/7/2019). (Foto: Ali Tidar/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) didemo Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Kecamatan Lakudo (HIPMILAK) Kendari, Kamis (4/7/2019). Mereka menuntut percepatan pembangunan perkantoran di ibu kota kabupaten di Labungkari.

Menurut orator demonstran Hazlan, Pemda Buteng tidak terlalu memperhatikan pembangunan Ibu Kota Labungkari. Buktinya, pembangunan perkantoran sebagai ikon Kabupaten Buteng belum nampak hingga kini.

Terkait hal itu, demonstran menuntut percepatan pembangunan perkantoran dan infrastruktur di Labungkari.

“Kami meminta kepada bupati Buteng, memfokuskan anggaran pada pembangunan perkantoran di Labungkari karena saat ini belum ada sama sekali pembangunannya,” teriaknya di depan Kantor Bupati Buteng.

Menanggapi hal itu, Asisten II, La Angkata, mengaku Pemda telah memperhatikan persoalan tersebut. Salah satunya pembuatan simpang lima dan ke depannya pembuatan jalan menuju perkantoran di ibu kota. Olehnya itu, tanggapan belum adanya pembangunan di ibu kota dinilai salah.

“Adik-adik ini mohon bersabar, tetap akan dibangun perkantoran di sana, namun saat ini masih dibangun infrastrukturnya untuk memudahkan pembangunan perkantoran,” jelas La Angkata di hadapan demonstran.

Sementara Sekretaris Bappeda Buteng, La Ode Nursyamsu, menambahkan Pemda Buteng masih memproses pematangan lahan, sebab di lokasi perkantoran yang berbukit, sehingga diperlukan perataan, serta belum adanya akses jalan menuju lokasi perkantoran.

Meski begitu, kata dia, proses pembangunan perkantoran siupayakan secepatnya. Utamanya, kantor bupati dan perkantoran lainnya. Rencana, pembangunan tersebut dimulai tahun depan.

“Bupati selalu menyampaikan kepada kami, bahwa tidak boleh Buteng ini dibangun dengan perencanaan yang asal-asalan, artinya proses pembangunan tersebut tidak dinikmati hanya satu atau lima tahun saja, namun dinikmati dalam waktu lama,” ujar La Ode Nursyamsu.

Laporan: Ali Tidar
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan