Diduga Dianiaya Guru, Orang Tua Siswa Lapor Polisi

  • Bagikan
Kondisi pipi korban penganiayaan oknum guru SMAN 1 Wakorumba Selatan, yang mengalami bengkak. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Oknum Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 di Kecamatan Wakorumba Selatan diduga menganiaya anak didiknya yang duduk dibangku kelas XII IPS bernama Aidil Aksya (18) di lingkungan sekolah saat jam belajar mengajar berlangsung.

Menurut kesaksian korban kepada SultraKini.Com, saat kejadian terjadi tidak ada seorangpun guru-guru yang berusaha untuk merelai dan hanya memilih menyaksikan dari kejauhan, sementara teman-teman pelajar pun turut melingkari korban yang terkesan mendukung aksi anarkis dari oknum guru tersebut.

Dituturkannya pada Kamis, 1 Januari 2018 sekira pukul 06.30 Wita, dengan menggunakan motor tiba di sekolah. Namun terlambat untuk mengikuti apel pagi. Merasa telat, dia pun bergegas masuk dan hanya memarkirkan kendaraannya di luar pagar sekolah.

Namun sekira13.40 Wita, dia yang hendak pulang dimana jam belajar mengajar telah selesai, justru mendapati ban motornya sudah kempes. Tanpa mempersoalkan dia mendorong motornya untuk sampai di rumah.

“Sampai di rumah saya dikasih tahu adik sepupu kalau ban motorku dikasih kempes sama Wawan murid kelas XI (II) dan banyak yang menyaksikan,” kata Aidil yang dihubungi SultraKini.Com melalui sambungan telepon, Senin (5/2/2018).

Tidak terima atas perlakuan itu oleh adik kelasnya sendiri, akhirnya pada Jumat 2 Februari 2018, Aidil memutuskan mendatangi ruang kelas Wawan untuk mengkonfirmasi. Namun saat itu, Wawan menyangkal bukan sebagai pelaku. Tidak ingin memperpanjang, dia memilih untuk kembali ke kelas.

Tidak lama berselang, datang seorang guru menyampaikan bahwa dia bersama Wawan dipanggil untuk menghadap ke kantor. Disitulah, Wawan merasa tidak terima langsung marah-marah dan mengakui kalau dia hanya disuruh oleh oknum Guru Sejarah tersebut.

“Saya pikir sudah selesai masalahnya, ternyata setelah itu pak guru langsung panggil saya di teras depan kantor, tanpa bicara langsung menampar muka saya berkali-kali, lalu berkata “Ko Pikir Apaku La Wawan” sambil mencekik leher saya,” ujar Aidil sambil menirukan gaya bicara oknum guru tersebut.

Rupanya oknum guru ini belum puas dengan aksi jagoannya, korban yang berusaha menyelamatkan diri dengan cara menghindar tetap diikuti sambil kembali menampar, mencekik leher dan sesekali mendorong korban hingga hampir terjatuh.

“Terakhir pak guru bilang “siapa yang berani dengan saya di sini, saya tahu kamu anaknya La Ansar” sambil mendorong-dorong tubuh saya,” ujarnya yang kembali menirukan bicara oknum guru tersebut.

Usai perlakuan itu, oknum guru tersebut kemudian membiarkan korban pergi dan kembali ke kantor seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara korban saat itu tidak langsung pulang dan masih menyempatkan diri mengikuti sisa mata pelajaran dengan kondisi kesakitan akibat memar pada wajah akibat penganiayan tersebut.

“Saya langsung sembunyi di belakang kelas, kemudian masih sempat ikuti pelajaran terakhir dengan rasakan perih pada bagian muka, nanti setelah pelajaran selesai baru saya pulang juga,” ungkapnya.

Sementara itu, Ibu korban, Hermina (45) mengaku kaget melihat kondisi anaknya pulang dari sekolah saat itu dengan kondisi muka memar serta masih ada bekas tamparan jaru pada bagian pipi korban.

Tidak menerima hal tersebut, Ayah korban, Ansar langsung melaporkan kejadian tersebut di Polsek Pure dengan Nomor Laporan STPLP/03/II/2018 Sek Pure.

“Sudah dilaporkan sama suami saya, dan sekitar pukul 16.00 Wita, anak bersama suami saya didampingi penyidik Polsek dibawah ke RSUD Muna untuk divisum,” terang Hermina.

Saat ini pihak orang tua korban masih menunggu panggilan, namun berdasarkan informasi dari penyidik Polsek Pure bahwa kejadian yang menimpah anaknya akan dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Muna.

Dia berharap agar kejadian yang menimpa anaknya tidak terulang kembali kepada pelajar lain di sekolah tersebut. Dia juga berharap kepada pihak kepolisian menanggapi serius kasus yang menimpah anaknya.

“Katanya penyidik mengingat anak saya masih dibawah umur, maka kasusnya akan dilimpahkan ke Polres Muna. Harus diproses hukum jangan semena-mena berbuat sama anak murid dan bawa-bawa nama orang tua,” kesal Hermina.

Ditempat terpisah, Kepala Sekolah SMAN 1 Kecamatan Wakorumba Selatan, Nur Salam yang coba dihubungi SultraKini.Com, tidak menampik atas insiden yang terjadi. Namun pada saat kejadian dia mengaku tidak tahu menahu sebab sedang tidak berada ditempat.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari sejumlah guru dan teman-teman pelajar korban bahwa sebelum kejadian korban sempat tolak-tolak pinggan yang terkesan mencoba melawan para guru saat itu.

“Saat itu saya masih di Kendari, tapi terlalu berlebihan kalau disebut penganiayan, karena menurut keterangan yang saya dapat, anak itu mencoba melawan guru dengan tolak pinggang dihadapan guru. Mungkin saja gurunya khilaf, tapi saya belum bisa berkomentar banyak karena lagi mengumpulkan keterangan dari semua pihak yang menyaksikan kejadian,” tutupnya.

Laporan: Arto Rasyid

  • Bagikan