Dilantik Rabu, Siapa Ketua Baru KPU Sultra?

  • Bagikan
Muh. Nato Al Haq melakukan swafoto saat seleksi beberapa waktu lalu. (Foto: dok pribadi)
Muh. Nato Al Haq melakukan swafoto saat seleksi beberapa waktu lalu. (Foto: dok pribadi)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Komisioner KPU Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2018-2023 telah diumumkan oleh KPU RI pada Senin (21/5/2018) malam melalui website resmi KPU. Mereka adalah Iwan Rompo, La Ode Abdul Natsir, Ade Suerani, Muh. Nato Al Haq, dan Al Munardin.

Menurut Ketua Tim Seleksi KPU Sultra, Najib Husain yang dihubungi SultraKini.Com, Selasa (22/5 /2018) subuh, bisa jadi hari ini atau Rabu 23 Mei 2018 kelima komisioner tersebut dilantik. Sebab tanggal 24 Mei, komisioner yang saat ini tengah bertugas sudah demisioner.

Salah satu calon komisioner yang dihubungi SultraKini.Com Selasa pagi, Muh. Nato Al Haq, mengaku kini sudah berada di Jakarta. Namun dia belum mengetahui pengumuman KPU RI, meski sebelumnya sudah diberitahu untuk membuka website KPU dan bersiap pelantikan pada Rabu (23/5/2018).

“Saya sebenarnya ada urusan pribadi di Bandung. Sebelumnya sudah diberitahu untuk buka link, katanya Rabu,” ucap Nato menjawab pertanyaan wartawan sultrakini.com.

Mengenai siapa Ketua KPU Sultra nanti, dia menjelaskan secara diplomatis. Menurutnya, semua punya hak dan berpeluang. Jika para seniornya memberikan kepercayaan padanya pun, dia bersedia.

“Saya lebih cenderung kita bermusyawarah mufakat ketimbang voting. Saya kira semua punya kesempatan,” katanya.

Dari lima nama di peringkat tertinggi yang diumumkan KPU RI, mayoritas berpengalaman sebagai penyelenggara Pemilu. Iwan Rompo dan Abdul Natsir misalnya, merupakan komisioner KPU Sultra incumbent. Ade Suerani dan Al Munardin masing-masing dari KPU Kota Kendari dan Kabupaten Muna Barat. Sementara Nato Al Haq, pernah menjabat Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sultra, jurnalis, dan kini menjadi dosen komunikasi di beberapa kampus.

Nato sendiri, menetapkan misi secara pribadi untuk meningkatkan partisipasi pemilih serta memperbaiki kualitas Pemilu. Salah satu sasarannya, adalah melibatkan para pemilih pemula dalam pemilihan umum.

“Kalau mengacu data di media, tingkat partisipasi pemilih kita hanya 70 persen. Padahal kita bisa tingkatkan sampai 90 persen. Para pemilih pemula cukup besar yang bisa kita libatkan, termasuk memanfaatkan teknologi untuk menggaet mereka,” jelas Nato.

 

 

Laporan: Gugus Suryaman

  • Bagikan