Dinkes Diharap Ikut Edukasi Guru tentang Pentingnya Vaksin

  • Bagikan
Ilustrasi
Ilustrasi Suntik Vaksin

Menjelang pembelajaran tatap muka pada masuk sekolah semester baru akhir Juni 2021, semua guru ditargetkan untuk duntik vaksin Covid-19. PGRI pun mengimbau tenaga kesehatan untuk ikut mengedukasi guru tentang pentingnya program vaksin tersebut.

SULTRAKINI.COM: Untuk menahan laju pertumbuhan Covid-19 di daerah, program vaksinasi harus tetap berjalan. Terutama kepada pelayan publik, seperti petugas kesehatan dan guru.

Tidak dapat dipungkiri, sejumlah guru kemudian menjadi ragu untuk divaksin, pasca kejadian tewasnya dua guru di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara setelah disuntik vaksin belum lama ini.

Untuk itu, organisasi profesi harus ikut turun tangan meyakinkan anggotanya bahwa program vaksin justru untuk mencegah terinveksinya virus corona pada mereka.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Baubau, Bariun pun mengimbau kepada guru yang belum divaksin agar segera melakukannya. Apalagi menjelang kebijakan pemerintah untuk pembelajaran tatap muka terbatas pada semester mendetang.

Bariun minta Dinas Kesehatan untuk ikut mengedukasi guru-guru yang akan divaksin. Terutama guru-guru yang masih merasa ragu dengan penerimaan vaksinasi.

“Jangan sampai ada guru yang merasa takut dengan isu terkait masalah vaksinisasi,” kata Bariun kepada wartawan di Baubau.

Namun dibalik itu, Bariun pun minta kepada semua pihak agar guru jangan ditakut-takuti, misalnya kalau tidak ikut vaksinasi maka dana sertivikasinya ditahan.

“Sampaikan saja yang sejujurnya fungsi vaksin itu untuk kekebalan tubuh,” kata Bariun.

Bahkan apabila ada guru yang mempunyai riwayat penyakit yang dapat mengancam keselamatan jiwanya jika melakukan vaksin, maka sebaiknya jangan dipaksakan. “Daripada menambah resiko yang lebih fatal lagi,” katanya.

Bariun mengimbau pada guru di wilayah Kota Baubau agar tidak ragu untuk divaksin, karena itu dapat meningkatkan kekebalan tubuh seseorang dari serangan covid-19.

Sedangkan di Kota Kendari, menjelang pembelajaran tatap muka yang menurut rencana dilangsungkan pada Juli 2021, maka sebanyak 2.574 guru di wilayah ini yang  belum divaksinasi ditargetkan akan divaksinasi tuntas pada Juni dengan mempercepat upaya di lapangan.

Meski demikian, pemerintah diharapkan mempertimbangkan secara matang rencana pembelajaran tatap muka ini agar paparan Covid-19 tidak semakin meluas.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendari Makmur menyampaikan, 2.005 guru telah menjalani vaksinasi hingga April lalu. Mereka merupakan guru tingkat TK, dasar, hingga menengah. Meski begitu, jumlah tersebut baru sekitar 45 persen dari total guru dan pegawai yang diusulkan untuk menjalani vaksinasi, yang totalnya mencapai 4.579 orang. 

Sementara itu, perkembangan kasus Covid-19 pasca libur lebaran 2021 di beberap wilayah Indonesia sangat memprihatinkan. Beberapa wilayah seperti Kudus dan Bangkalan melaporkan kejadian luar biasa kasus Covid-19 yang mengakibatkan ruangan isolasi dan intensif di rumah sakit di dua daerah tersebut penuh.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah bergerak cepat mendukung fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di dua daerah tersebut untuk menekan lonjakan kasus.

“Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan dan dibedakan. Untuk daerah-daerah dengan kondisi lonjakan kasusnya tinggi, kita harus memberikan dukungan fasilitas kesehatan seperti bantuan tempat tidur, alat-alat medis, termasuk mendukung persediaan obat-obatan dan menambah alokasi tenaga kesehatan. Kemenkes juga melakukan mitigasi dan evaluasi dalam rangka membantu manajemen pelayanan kesehatan bagi daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus tinggi tersebut,” ungkap Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono Spd. PD-KEMD, Ph.D, pada Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (10 Juni 2021) dalam siaran pers yang diterima SultraKini.com.

Editor: M Djufri Rachim

  • Bagikan