SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pemerintah Kota Kendari melalui Dinas Kesehatan mengaku penderita gizi buruk hingga akhir 2019 mulai menurun.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kendari, Erni, mengatakan catatan pada 2018 menunjukkan penderita gizi buruk mencapai 32 anak. Sementara pada 2019 berkisar 25 orang dan tertangani dengan baik.
“Alhamdulillah tahun lalu itu semua penderita gizi buruk kita tangani dengan baik dan selamat, seratus persen,” ujar Erni pada konferensi pers edukasi pencegahan stunting bersama YAICI dan PP Muslimat NU, Kamis (30/1/2020).
Dia mengaku, beberapa upaya Dinkes Kota dalam hal penanganan gizi buruk terus digaungkan sampai di tingkat puskesmas. Di antara upaya melalui instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2019, Pemkot terus mensosialisasikan kepada ibu-ibu untuk tidak memberikan susu kental manis pada balita mereka.
Selain itu, penanganan berupa pemantauan berat badan balita dan pemberian makanan tambahan, serta pemberian bubur kacang hijau. Termasuk pembentukan kelas ibu-ibu hamil.
“Sosialisasi dengan melibatkan ibu-ibu balita, majelis taklim dan pemerintah di tingkat bawah, yakni kelurahan dan kecamatan sebagai ujung tombak juga terus kita lakukan,” ucapnya.
Kata Erni, penyebab muculnya gizi buruk karena masih adanya pola pikir sebagian masyarakat yang masih beranggapan bahwa susu kental manis adalah susu dan faktornya karena ekonomi sehingga mereka membiarkan susu tersebut dikonsumsi oleh balita.
“Mudah-mudahan ke depannya tidak ada lagi balita-balita gizi buruk di Kendari,” tambahnya.
(Baca juga: Kasus Gizi Buruk Masih Zona Hijau di Kendari)
(Baca juga: Stunting Mengancam Sultra, Edukasi Gencar Dilakukan kepada Orang Tua)
Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido