Dirjen Holtikultra: Persiapan HPS ke 39 di Sultra Capai 90 Persen

  • Bagikan
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto. (Foto: Istimewa)
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Persiapan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah mencapai 90 persen, baik dari kesiapan lokasi maupun kesiapan pelaksanaan.

Dalam rapat pemantapan persiapan HPS di Kantor Gubernur Sultra yang dihadiri oleh panitia pusat dan daerah menyebutkan bahwa saat ini peserta daerah yang sudah konfirmasi kurang lebih 2.500 orang yang terdiri dari 34 provinsi diantaranya dihadiri oleh 15 orang gubernur, tiga wakil gubernur dan 57 bupati/walikota yang hadir bersama para petugas, KTNA, petani dari wilayahnya masing-masing.

Kegiatan ini juga akan dihadiri oleh 14 duta besar negara sahabat, enam organisasi internasional yang dirangkaikan dengan acara Diplomatic Tour dengan melaksanakan kunjungan lapangan ke Desa Labela, Kecamatan Besilutu, Kabupaten Konawe.

Lokasi HPS di Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). (Foto: Istimewa)

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, mengatakan tema HPS tahun ini sejalan dengan strategi pembangunan pertanian Kementerian Pertanian 2015-2019, yaitu menjadikan pangan sebagai basis produksi dan ekspor melalui penyediaan bahan baku bio industri. HPS kali ini merupakan momentum terbaik karena tidak hanya diperingati oleh Indonesia namun juga seluruh anggota PBB.

Pendirian Food and Agriculture Organization atau FAO dalam konferensi 1943, diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. HPS ke tahun ini mengusung tema internasional, “Our Actions are Our Future, Healthy Diets for #ZeroHunger World.” Dan tema nasional adalah “Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045”.

“Tentunya ini menjadi kebanggaan dan penghargaan bagi masyarakat Sultra untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan HPS ke XXXIX, oleh karena itu mari kita bahu membahu menyukseskan acara ini, ungkapnya.

Ia jelaskan, puncak acara dilaksanakan pada 2 Nopember 2019 dengan menampilkan komoditas utama yaitu kakao dan sagu. Kakao ini kita punya 1,7 juta hektare. Di Sulawesi ada 1 juta hektare. Di Sulawesi Tenggara sendiri ada kurang lebih 260 ribu hektare. Produktivitasnya masih rendah, Ini yang menjadi tantangan kita untuk menerapkan teknologi untuk meningkatkan produktivitasnya,” ujar Prihasto.

Dirjen yang akrab dipanggil Anton menyebutkan, HPS kali ini juga menjadi momen kebangkitan sagu. Sagu merupakan komoditas sumber karbohidrat pangan alternatif masa depan.

“Sagu menjadi tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim. Berbeda dengan tanaman sumber pangan lainnya yang mudah terpengaruh perubahan iklim. Artinya kebutuhan akan pangan utama bisa diperoleh dari komoditas ini,” jelas Anton.

Anton mengingatkan bahwa teknologi pasca panen harus diperhatikan karena sagu sangat potensial. Sagu yang ada di Papua, Maluku, Sumatera dan Kalimantan luar biasa. Menurutnya, Indonesia kaya akan aneka macam panganan sagu. Ini adalah kearifan lokal yang Indoneisa miliki dan prospektif.

“Buang mindset bahwa sagu hanya menjadi masakan orang timur. Bicara lumbung pangan dunia, jangan hanya berbicara beras. Ada sagu, ubi, jagung bahkan sukun. Nanti di HPS akan disajikan aneka olahan sagu menjadi berbagai jenis olahan panganan. Dari berbagai segi kesehatan, sagu lebih baik dari nasi,” terangnya.

Anton menambahkan bahwa penyelenggaran HPS tahun ini memberikan manfaat yang luar biasa. Di lokasi acara puncak pelaksanaan HPS terdapat beberapa gelar teknologi yang tentunya bisa menjadi referensi bagi para petani mengembangkan teknologi tepat guna. Selain itu terdapat rangkaian kegiatan berupa seminar, temu bisnis, pameran dan aneka lomba yang berguna bagi petani dan masyarakat umum. Ditambah lagi kegiatan festival pangan lokal yang menampilkan produk komersial yang berbahan baku pangan lokal dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Bertujuan untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi dalam membuat olahan pangan lokal yang menarik, bercita rasa tinggi, bernilai gizi, ekonomis sertp

Prihasto Setyanto berharap, agar pelaksanaan HPS tahun 2019 ini dapat digunakan sebagai ajang promosi sarana produksi, benih, sarana pengendalian OPT ramah lingkungan, alat dan mesin pertanian, aneka teknologi terkini beserta produk segar dan olahannya.

“Selain itu juga sebagai sarana bersatunya semua pemangku kepentingan termasuk pelaku usaha pertanian untuk bersama-sama meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani. Melalui HPS ini diharapkan juga dapat mendorong dan menjaring investasi pertanian di dalam dan luar negeri,” harapnya.

Laporan: La Niati
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan