Disebut Intervensi Petani Terkait Penjualan Gabah, Ini Klarifikasi TNI

  • Bagikan
Perwira Penghubung Kodim 1417 Kendari, Mayor Sutejo. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)
Perwira Penghubung Kodim 1417 Kendari, Mayor Sutejo. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Massa Aliansi Petani Menggungat (Aspima) sempat menyinggung keterlibatan oknum Babinsa TNI ‘bermain’ dalam monopoli harga gabah bersama Bulog di Konawe, dalam aksi unjuk rasa di kantor DPRD Konawe, Senin (23/4/2018).

Mendapati informasi tersebut, Perwira Penghubung Kodim 1417 Kendari, Mayor Sutejo menampik hal tersebut. Ia mengatakan, keterlibatan Babinsa dalam memastikan ketahanan pangan bukan mengintervensi. Sebaliknya, ikut membantu petani dan daerah agar stok pangan, seperti beras tetap tercukupi.

“Kami membantu petani. Pengawasan kami bahkan langsung ke sawah. Anggota kami terus mengajak petani dan memberi pemahaman terkait pentingnya ketahanan pangan,” jelasnya.

Menurut Sutejo, sejauh ini sudah banyak peran TNI dalam menjaga ketahanan pangan di Konawe. Salah satunya, di saat stok beras di Bulog menipis, TNI ikut aktif melakukan komunikasi-komunikasi terhadap masyarakat.

“Sehingga kemudian, masyarakat mengerti dan akhirnya Bulog dapat melakukan serapan terhadap kebutuhan beras petani. Lalu stok kita menjadi tetap terjaga. Kita tidak ingin Konawe yang merupakan daerah lumbung, malah kekurangan stok beras,” terangnya.

Sutejo juga menambahkan, jika tak ada aral
Dandim 1417 Kendari, Letkol Kav, Eko Hermawan Yuniarso akan hadir dalam rapat bersama di DPRD Konawe pada Rabu, 25 April 2018.

Untuk diketahui, peran TNI dalam menjaga ketahanan pangan di Konawe cukup besar. Misalnya, sejak 2016 TNI ikut dalam program pembukaan lahan sawah baru seluas 3000 hektar. Selain itu, TNI juga ikut mendistribusikan alat-alat pertanian dari Kementerian Pertanian ke sejumlah petani melalui Koramil-Koramil di Konawe.

 

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan