Dispar Busel Disuntik APBN Rp 150 Miliar, Ini Destinasi Andalannya

  • Bagikan
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Busel, L.M. Muslim.Foto:Muhammad/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM : BUTON SELATAN – Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Selatan melalui Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Busel tahun 2016, memprioritaskan pengembangan sektor pariwisata melalui bantuan Dana Lokasi Khusus (DAK) dari APBN.

 

Pengembangan sektor ini, mendapat dukungan dari dua institusi Kementerian yaitu Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui pengucuran dan DAK.

 

Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Busel, L.M. Muslim menjelaskan, untuk sektor pariwisata DAK APBN yang akan dikucurkan berkisar Rp 150 miliar. Pengangaran Itu termasuk penataan Benteng sesuai permintaan kementerian pusat.

 

Akan tetapi, pengembangan program yang diprioritaskan ini, terlebih dahulu akan melalui tahap presentasi yang akan dilakukan Penjabat Bupati Busel pada Kementerian untuk mendapatkan rasionalisasinya.

 

\”Beberapa sektor andalan destinasi wisata yang sudah diprioritaskan melalui program tahun 2016 ini diantaranya, seperti Pulau Liwutongkidi, penataan budaya makam Gajah Mada, pengembangan dan pelestarian Mesjid Tua Wawoangi yang merupakan mesjid tertua yang dibangun oleh syeik Abdul Wahid di Kabupaten Buton saat itu,\” jelasnya.

 

Kemudian untuk sektor alam, yang akan dikembangkan yaitu permandian Air Kabura-buranga yang berada di jantung Ibukota, tepatnya di Desa Lawela, Kecamatan Batauga, dan pantai Bahari yang letaknya di Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan.

 

\”Jadi sektor ini yang akan dipresentasikan oleh penjabat Bupati Busel di dua kementerian tersebut, kalau berbicara cagar budaya masuknya kan di kementerian pendidikan dan kebudayaan sedangkan kementerian pariwisata menangani destinasi alam dan buatan,\” terangnya kepada SULTRAKINI.COM

 

Muslim berharap, dari anggaran yang akan dikucurkan berkisar Rp150 miliar itu, bisa direalisasikan semuanya. Agar upaya untuk mempromosikan destinasi wisata dan cagar budaya ini sudah dapat dimulai pada tahun 2016 ini. Adapun dari segi manfaatnya, ketika sudah dikembangkan maka masyarakat juga akan menikmati hasilnya.

 

\”Sasaran utama kami disini untuk menarik para wisatawan, baik wisatawan lokal, nusantara maupun mancanegara. Karena secara otomatis manfaat itu ada jangka pendek dan ada jangka panjang agar wisatawan lokal maupun mancanegara bisa menikmatinya,\”harapnya.

 

Muslim menilai selama ini kalau destinasi wisata tidak dikembangkan tidak mungkin akan dilirik oleh wisatawan apalagi masyarakat lokal.

 

\”Tetapi dengan pemekaran Busel sebagai DOB, dan kami dipercayakan untuk menangani pariwisata ini, insha allah akan berbeda potensi hasilnya ketika belum dikembangkan dan setelah dikembangkan. Dan ketika menjadi objek bagi wisatawan lokal dan mancanegara dampaknya akan sangat besar,\” ujarnya.

 

Rumah Masyarakat akan disulap jadi Homestay Wisatawan

 

Muslim menjelaskan pengembangan ini nantinya akan berdampak pada masyarakat, seperti para penenun rakyat, pengrajin akan dikenal oleh wisatawan dan ini akan menambah penghasilan masyarakat termasuk kuliner tradisional. dan ini akan diberdayakan pada masyarakat untuk menambah penghasilan mereka.

 

\”Karena Busel masih baru dan belum ada penginapan, pariwisata itu memiliki kebijakan lokal tempat destinasi wisata yang akan dikunjungi para wisatawan untuk menyiapkan penginapan sederhana, tentunya akan ditempatkan di rumah masyarakat dan itu akan disediakan kamarnya untuk para wisatawan yang tinggal,\” imbuhnya.

 

Muslim mengaku untuk pemberdayaan pada masyarakat yang ada di tempat destinasi wisata belum diterapkan. Mereka membuat kerajinan tangan itu hanya untuk mereka saja, jadi memang belum dikenal. Olehnya itu, dengan pengembangan yang akan diberdayakan bisa memiliki nilai jual bagi untuk masyarakat.

 

\”Saat ini kita berikan dulu sosialisasi pada masyarakat, termasuk pendataan potensi wisata baik di kecamatan maupun desa. Kemudian pendataan tarian tradisional yang ada, setelah masyarakat akan diberikan pemahaman untuk meningkatkan nilai jual kerajinan dan tarian tradisional,\” ungkapnya.

 

Muslim melihat, dari pengamatan beberapa daerah seperti di Kecamatan Siompu, masyarakatnya memiliki peralatan rumah tangga yang unik serta khas seperti tempat nasi yang terbuat dari bambu, asbak dari tempurung dan batu alam, keramik, yang dapat menjadi daya tariknya nanti.

 

\”Dari sini kita mempunyai tanggung jawab untuk kita kembangkan dan akan diberdayakan warung kerajinan, disaat nanti ada pengunjung yang datang tidak pulang begitu saja tapi mereka bisa mendapatkan cenderamata,\” tandasnya.

 

Sementara ini, yang direncanakan adalah pembuatan kalender upacara adat masing-masing kecamatan. Karena di Kecamatan Siompu maupun Kecamatan Lapandewa dan Batu Atas yang dipusatkan di Baruga secara rutin ada upacara adat.

 

\”Ini yang akan diperkenalkan ke dunia luar bahwa kegiatan ini ternyata bagus dan menjadi hiburan untuk dinikmati. tetapi kalau tidak diekspos keluar yang tau hanya masyarakat disitu saja yang nikmati, dan nantinya bertepatan dengan HUT Busel pada bulan Oktober itu akan diadakan seminar budaya dan pariwisata di Kota Kabupaten agar berkelanjutan dan kita upayakan tidak bertepatan, sehingga para pengunjung akan berkesinambungan,\” tutupnya.

  • Bagikan