Ditjen Kerja Sama ASEAN Perluas Pilar di Provinsi Sultra

  • Bagikan
Pemberian cenderamata antara Direktorat Jenderal Kerja Sama Asean Kementerian Luar Negeri dengan UHO usai menandatangani MoU di bidang pendidikan, Kamis (8/2/2018). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Implementasi masyarakat Association of South East Asia Nations atau Asean semakin terasa di usia emasnya melalui sejumlah kerja sama di berbagai negara maupun perguruan tinggi. Tak ketinggalan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kedatangan Direktorat Jenderal Kerja Sama Asean Kementerian Luar Negeri di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Kamis, 8 Februari 2018, membuktikan perluasan pilar Asean melalui penandatanganan dua kerja sama sekaligus dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna Kendari dan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Kerja sama keduanya menyangkut bidang pendidikan, penelitian/pengkajian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.

Seperti dilansir dari buku berjudul ASEAN Selayang Padang edisi ke-22 tahun 2017, salah satu ruang lingkup kerja sama itu, yakni pembentukkan pusat studi Asean (PSA) sebagai lembaga yang melakukan riset, konsultasi, dan komunikasi untuk mempromosikan kerja sama tersebut kepada para pemangku kepentingan. Misalnya, kuliah umum seperti yang dilakukan di UHO.

“Kalau di STIK Avicenna kemarin itu, kerjasamanya dalam bidang kesehatan. Kita di UHO bisa lebih luas lagi dari itu, tentu diliat dari universitasnya bisa jadi pusat kajian global internasional, di situlah pusat studi Asean ini ditempatkan,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Kementerian Luar Negeri, Ashariyadi ditemui di Hotel Grand Clarion Kendari, Kamis (8/2/2018).

(Baca: PSA STIK Avicenna Sambut Kunjungan Ditjen Kerja Sama ASEAN)

(Baca juga: Ditjen Kerja Sama ASEAN dan UHO Sepakat Tingkatkan Kualitas Pendidikan)

(Baca juga: Peran Aktif Masyarakat ASEAN Mampu Berantas Kejahatan Lintas Negara)

Selain kerja sama bidang pendidikan, kata Ashariyadi, kerja sama juga bisa dilakukan di semua bidang, misalnya keamanan dalam hal konsentrasi kemaritiman, kajian sosial ekonomi pesisir, sampai sosial budaya.

“Saat ini sudah termasuk perguruan tinggi ke-50 (UHO) pusat study Asean. Semoga ini makin meningkatkan pahaman kita terhadap pemahaman kita tentang Asean itu sendiri. Tidak menuntut kemungkinan akan terbentuk lagi di beberapa daerah maupun kampus lain yang belum terbentuk,” jelasnya.

Sebelumnya, Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau juga ternyata telah masuk daftar PSA pada 2017 lalu.

Dia berharap, dengan adanya pusat studi Asean di Sultra, bisa mengembangkan komoditas tertentu sampai di tingkat Asean. Sehingga keterlibatan perguruan tinggi sangat diharapkan dalam meningkatkan kesadaran dalam bingkai wearnes tentang Asean.

“Kita tidak boleh terlena dengan peluang yang ada ini, karena dengan adanya kerja sama Asean ini bisa membuka lapangan kerja yang luas bagi tenaga-tenaga terampil yang kita miliki,” tambahnya.

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan