Dosen Ilmu Komunikasi UHO Aswan Zanynu: Ekosistem Digital Menjadi Tantangan dan Peluang Bisnis Media

  • Bagikan
Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UHO, Muhammad Aswan Zanynu (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM) 
Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UHO, Muhammad Aswan Zanynu (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM) 

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dosen  Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Ole, Muhammad Aswan Zanynu, memaparkan begitu penting diera digital memahami kematangan digitalnya.

Menurut dia, sebuah organisasi atau media harus punya DNA, karena DNA begitu penting tidak hanya mendefinisikan siapa Anda sebagai sebuah organisasi, tetapi bagaimana dan di mana Anda bekerja, siapa yang Anda pekerjakan.

Kemudian, teknologi yang Anda gunakan, bagaimana struktur Anda, apa kemampuan Anda, bagaimana Anda mengatur, dan banyak lagi. Jadi, masuk akal jika ingin menjadi organisasi yang lebih digital, harus mulai dengan memasukkan digital ke dalam DNA. 

“DNA ini menjadi cetak biru atau cita rasa media tempat kita bekerja dan menjadi pengaruh besar pembaca, bisa jadi ini sebagai pembeda yang sangat rill dengan media lain,” papar Aswan, Minggu (12/12/2021), saat membawakan materi pada pelatihan Jurnalistik Online AMSI Sultra.

Hingga kini diseluruh ciri yang menentukan sebuah organisasi digital termasuk media siber untuk mengidentifikasi ciri terpilih yang akan memaksimalkan perubahan cepat yang berdampak.

Disisi lain, Aswar juga memaparkan irisan ekosistem digital yang terbagi menjadi empat yakni teknologi, ekonomi, sosial budaya dan regulasi.

“Misalnya, ekosistem digital ekonomi dimana media ini sebagai penyedia informasi dan menjadi komoditas yang di konsumsi masyarakat publik, lalu sebagi industri kreatif dan menjadi ekonomi digital,” katanya.

Menurutnya, ekosistem digital bukan hanya sebagai tantangan namun juga menjadi peluang seperti ekspansi ekosistem digital, media digital yang serba hadir dan Internet of things. Sedangkan tantangannya sendiri yaitu kecerdasar artifisial dan media sosial Vs Media Privat.

“Kemudian untuk melawan itu maka perlu ada sentuhan manusia dimana karya jurnalis kita dapat mengedukasi dalam hal memanusiakan manusia, juga harus kolaborasi dan bukan berkompetisi,” ungkapnya. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan