Dosen UHO Edukasi Petani di Kabupaten Konawe Mitigasi Hama Wereng Coklat

  • Bagikan
Ketua Tim Dosen PKM Mitigasi Hama Wereng Coklat, Waode Siti Anima Hisein saat mengidentifikasi wereng pada tanaman (Foto : Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) empat dosen Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo (UHO) mengedukasi masyarakat petani di Desa Kasukia, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, tentang mitigasi hama wereng coklat (Nilaparvata Legens Stall) pada tanaman padi, Minggu (10/11/2019).

Keempat tim dosen PKM itu antara lain, Waode Siti Anima Hisein, S.P., M.P sebagai ketua dan beranggotakan Awaluddin,S.P.,M.Sc, Ir. Terry Pakki, M.Si, serta Ir. Agung Yuswana, M.P.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Waode Siti Anima Hisein, mengatakan bahwa yang melatar belakangi munculnya ide pengabdian kepada masyarakat ini karena pada tahun 2017 lalu, ada seorang petani dari kecamatan ini datang ke Fakultas Pertanian mengaku ada gejala yang muncul di lahan pertanianya yang mereka tidak ketahaui dan menyerang tanaman padi.

“Kami turun disini melaksanakan PKM untuk melihat dan memastikan langsung gejala-gejala ditemukanya adanya wereng coklat itu,” ungkap Anima, Minggu (10/11/2019).

Kata Anima, pelaksanaan program PKM ini berdasarkan dari hasil riset atau penelitian yang sudah dilakukan di kampus, kemudian coba diimplementasikan langsung di masyarakat melalui bantuan dana BLU Universitas Halu Oleo, sebagaimana poin ketiga dari Tri Dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat.

Sosialisasi program PKM dosen Pertanian UHO pada masyarakat di Kecamatan Wonggeduku mitigasi hama wereng coklat (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Sosialisasi program PKM dosen Pertanian UHO pada masyarakat di Kecamatan Wonggeduku mitigasi hama wereng coklat (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

Dia menambahkan bahwa selain karena adanya keluhan masyarakat, pihaknya sengaja melakukan pengabdian masyarakat di daerah ini karena diketahui di kecamatan ini termasuk Desa Kasukia merupakan sentral penghasil padi (beras) atau lumbung padi terbesar di Kabupaten Konawe. Sehingga penting upaya pencegahan atau mitigasi dini terhadap bahaya serangan hama wereng coklat pada tanaman padi bagi masyarakat petani.

“Kita tahu di daerah sini (Kecamatan Wonggeduku) merupakan daerah sentral besar penghasil padi khusus di Konawe ini, makanya kita tidak inginkan terjadi lonjakan wereng coklat itu. Dengan begitu harapan kita, masyarakat bisa mencegah terjadinya ledakan populasi wereng coklat ini. Sebab, ketika tanaman sudah terserang hama ini selain merugikan secara primer, hama ini juga bisa menjadi vektor dari virus yang menyebabkan penyakit kerdil rumput pada tanaman padi,” ujar dosen Fitopatologi UHO itu .

Selain itu, dia juga mengungkapkan, dampak yang bisa disebabkan oleh wereng coklat ini ketika menyerang tanaman bisa menimbulkan kerusakan pada tanaman padi, terutama pada vase vegetatif karena masih tahap pertumbuhan dan pada saat vase generatif padi tidak bisa menghasilkan bulir-bulir lagi.

“Bahayanya itu sangat menurunkan produksi padi. Jadi kami sengaja memilih kelompok tani disini, melatih mereka supaya bisa tau bagaimana itu wereng coklat, bagaimana mencegahnya supaya kalau ada serangan mereka sudah bisa mengendalikan apa itu wereng batang padi, mana musuh alaminya, bentuknya bagimana, dan jangan sampai mereka tidak bisa mengenalinya,” bebernya.

Dia menyarankan kepada masyarakat suatu ketika terjadi gejala munculnya wereng coklat ini pada tanaman padi upaya pencegahan jangan dilakukan dengan memberikan pestisida secara berlebihan, namun bisa menggunakan musuh alaminya.

“Jadi salah satu upaya pencegahan itu bisa dilakukan sedini mungkin misalnya dengan menanam jenis tanaman yang tahan terhadap serangan hama atau varietas tanaman yang tahan lama,” tutur Anima.

Nudin salah satu petani padi di Desa Kasukia mengaku memang dulu di wilayah pertanian pernah ada serangan hama wereng coklat ini tapi jumlahnya masih sedikit dan itu bisa dikendalikan. Tapi, sekarang ini sudah tidak ada lagi. Tetapi yang banyak dikeluhkan oleh petani padi saat ini bukan wereng coklat melainkan hama penggerak batang padi dan tikus.

“Kalau soal hama wereng itu kita masih sulit identifikasi, mudah-mudahan tidak ada, karena terus terang saja yang banyak kita temui dilapangan sekarang ini hama penggerak batang itu,” kata Nudin.

Dirinya berharap kedepannya Pemerintah atau pihak lainnya bisa memberikan bantuan kepada petani alat atau sejenisnya yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan hama pada tanaman termasuk bantuan bibit atau benih padi unggul.

“Jujur saja kadang kita itu ketika tiba musim sangat kesulitan mau cari bibit padi unggul,” pungkasnya.

 

Laporan : Hasrul Tamrin

 

  • Bagikan