SULTRAKINI. COM: KENDARI – Maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA) yang masuk di wilayah pertambangan Sultra, kini menjadi perhatian utama. DPRD Sultra meminta kepada pihak Imigrasi dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Sultra agar serius menyikapi persoalan tersebut.
“Soal TKA saat ini menjadi perhatian, Kami sudah beberapa kali memanggil pihak Imigrasi untuk melakukan pengawasan dengan baik,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sultra Yaudu Salam Adjo, Jumat (22/7/2016).
Soal tenaga kerja menurut Yaudu, mestinya juga dipikirkan potensi tenaga kerja lokal yang ada, mengingat tingkat pengangguran daerah juga masih tergolong tinggi. “Kalau tenaga ahli di bidang tertentu mempekerjakan tenaga asing, mungkin itu masih wajar, akan tetapi jangan semua dikuasai, beri juga peluang kepada tenaga kerja lokal,” katanya.
Salah satu tujuan utama, TKA ini adalah kawasan industri Morosi Kabupaten Konawe. Informasi dari Nakertrans TKA yang berada di wilayah tersebut sebanyak 147 orang. Akan tetapi data tersebut jauh lebih sedikit dari data sebenarnya, diperkirakan hingga saat ini ada sekitar 500 TKA yang masuk di area industri terbesar di Asia Tenggara tersebut.
“Imigrasi dan pihak terkait harus melakukan pengawasan dan menyampaikan data yang sebenarnya,” tegas Yaudu.
Beberapa saat sebelumnya massa dari Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Konawe (IPPMIK) mengatakan jalur yang digunakan para pekerja yang didominasi berasal dari Negara Tiongkok ini yakni laut dan udara, pihak Imigrasi juga diduga kecolongan dalam mengantisipasi maraknya arus TKA yang masuk di Sultra.