Duta Bahasa Sultra 2019 Berasal dari Kendari

  • Bagikan
Muhammad Zulkarnain Muin dan Febriyani Rahayu. (Foto: Intan Juwita/SULTRAKINI.COM)
Muhammad Zulkarnain Muin dan Febriyani Rahayu. (Foto: Intan Juwita/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Duta Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara akhirnya terpilih, Senin (15/4/2019) malam. Putra dan putri asal Kota Kendari, Muhammad Zulkarnain Muin dan Febriyani Rahayu menjadi yang terbaik di ajang yang digelar Kantor Bahasa Sultra tersebut.

Muhammad Zulkarnain Muin dan Febriyani Rahayu merupakan dua finalis dari total 30 finalis dalam Pemilihan Duta Bahasa Sultra 2019. Mereka akan menwakili Sultra di Pemilihan Duta Bahasa Nasional 2019 pada Agustus mendatang di Jakarta.

“Sangat tidak menduga menjadi Duta Bahasa Sultra 2019. Banyak teman-teman lain berkompeten, ada yang sastrawan dan mengerti bahasa. Sementara saya tidak punya gambaran akan masuk keenam besar, apalagi sampai menjadi terbaik satu, sama sekali tidak terpikirkan,” ujar Zulkarnain, Senin (15/4/19).

Sebagai Duta Bahasa Sultra 2019 terpilih, ia merasa perlu mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi pesaingnya di tingkat nasinal. Kontribusi sebagai duta bahasa akan sangat diuji, misalnya menghadapi penilaian terpenting, yaitu krida kebahasaan.

“Krida kebahasaan itu, program yang dijalankan selama menjadi duta bahasa, kemudian bagaimana dampaknya bagi perkembangan literasi. Contohnya, duta bahasa 2018 itu ada program ‘kandoang’, yaitu kampung dongeng anak,” jelas sarjana ekonomi tersebut kepada Sultrakini.com.

Sementara Febriyani Rahayu juga tidak menyangka terpilih menjadi Duta Bahasa Sultra 2019. Menurutnya, semua finalis merupakan orang-orang yang intelektual, berkepribadian baik, dan berbakat.

“Selama mengikuti proses seleksi duta bahasa ini, saya merasa masih banyak kekurangan. Namun, hal tersebut justru membuat saya semakin terpacu terus memperbaiki diri dalam bidang kebahasaan, kepribadian, program kerja, serta bakat lain,” ucap Rahayu yang juga sarjana Sastra Inggris.

(Baca juga: Finalis Duta Bahasa Sultra 2019 Dikarantina)

Duta Bahasa Nasional Favorit 2018 sebelumnya, yakni Al Ath Thuur Joerahman dan Nadia Eka Sari.

Nadia Eka Sari. (Foto: Intan Juwita/SULTRAKINI.COM)
Nadia Eka Sari. (Foto: Intan Juwita/SULTRAKINI.COM)

Diterangkan Nadia Eka Sari, Duta Bahasa Sultra 2019 terpilih biasanya dihadapkan dengan tekanan, kritikan, dan mentoring. Namun diharapkannya mereka tidak bosan dan tidak panikan, agar menjadi yang terbaik nantinya.

“Sabar dan tenang ketika mentoring, yang diberikan selama pembekalan (di Sultra) akan berguna di Pemilihan Duta Bahasa Nasional,” jelas Eka.

Unsur terpenting penilaian di tingkat nasional, kata dia adalah wawancara pengetahuan kebahasaan, penggunaan bahasa asing, dan krida kebahasaan.

Terlepas dari itu itu, Eka berharap duta bahasa selanjutnya lebih menguasai krida kebahasaan, mematangkan program, dan mengenal jati diri agar bermanfaat bagi orang banyak.

“Semoga hubungan antara alumni duta bahasa semakin erat dan tetap menjaga kekompakan,” tambah Duta Bahasa Sultra 2018 asal Baubau itu. (Adv)

Laporan: Intan Juwita
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan