Ekspose 3 Tahun Kepemimpinan, AMAN Beberkan Capaian di Bidang Ekonomi, Data BPS Naik

  • Bagikan
Ekspose tiga tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra periode 2018-2023 (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM)
Ekspose tiga tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra periode 2018-2023 (Foto: Al Iksan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi membeberkan keberhasilan dalam bidang pambangunan utamanya ekonomi selama tiga tahun kepemimpinannya.

Gubernur Ali Mazi dan Wagub Lukman Abunawas (AMAN) dilantik Presiden Joko Widodo pada 5 September 2018 lalu.

Selama tiga tahun kepemimpinan, Ali Mazi mengklaim telah melakukan pembangunan utamanya pada tingkat kemiskinan dan bidang ekonomi, bahkan di tengah situasi Pandemi Covid-19.

Gubernur Sultra, Ali Mazi mengungkapkan tingkat kemiskinan Sultra selama periode 2018 hingga 2020 berkurang sebanyak 0,32 persen. pengurangan angka tersebut terjadi selama kurun waktu 3 tahun terakhir.

“Sejak kami dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, angka kemiskinan telah berhasil diturunkan dari 11,32 persen pada tahun 2018 menjadi 11 persen pada Maret 2020,” beber Ali Mazi dalam Ekspose Tiga Tahun Masa Kepemimpin AMAN di Gedung Aula Bahteramas Kantor Gubernur, Kota Kendari, Senin (6 Agustus 2021).

Lanjutnya, namun adanya pandemi Covid-19 tingkat kemiskinan kembali meningkat dan mengakibatkan pada September 2020 mencapai 11,69 persen. Kemudian, kembali mengalami penurunan pada Maret 2021 yang mencapai 11,66 persen atau mencapai 318.700 orang, seiring dengan pemulihan ekonomi di berbagai sektor.

“Kondisi ini terjadi salah satunya disebabkan banyaknya penduduk yang kehilangan pekerjaan serta rentan miskin sehingga, tidak dapat bertahan akibat ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan dasar,” tuturnya.

Sementara itu, kata Ali Mazi jika dilihat dari Gini Ratio Sultra per Maret 2021 sebesar 0,39 (nilai koefisien) diharapkan capaian tersebut akan terus mengalami penurunan. Sehingga target di akhir periode 2021 mampu dicapai sebesar 0,38 nilai koefisien.

“Berdasarkan ketimpangan bank dunia maka tingkat ketimpangan di sultra berada dalam kategori sedang,” katanya.

Ekonomi Sultra

Ali Mazi menjelaskan bahwa perekonomian Sultra selama tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 0,65 persen. Hal itu disebabkan Pandemi Covid-19 yang menghambat laju pertumbuhan semua lapangan usaha ekonomi di Sultra.

“Capaian ini merupakan terendah dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya Sultra selalu berada diatas rata-rata nasional dengan nilai diatas enam persen pertahun,” beber Ali Mazi.

Namun, kata dia ekonomi Sultra pada triwulan dua tahun 2021 telah berangsur pulih sehingga dapat tumbuh sebesar 4,21 persen, lebih tinggi ketimbang triwulan dua tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,59 persen.

Secara keseluruhan perekonomian Sultra pada tahun 2020 menghasilkan nilai tambah atas dasar harga berlaku sebesar Rp130,18 triliun.

Dari sisi produksi, menurutnya pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 16,75 persen sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 132,49 persen.

Tingkat Pengangguran

Ali Mazi Menuturkan tingkat pengangguran terbuka di Sultra sebesar 4,22 persen. Kondisi ini telah mengalami penurunan 0,36 persen, jika dibandingkan dengan Agustus 2021.

Hal tersebut disebabkan adanya perbaikan ekonomi ditengah pandemi sehingga memicu penyerapan tenaga kerja diberbagai sektor dan menyerap 60 persen tenaga kerja.

“Untuk itu kami menyadari sepenuhnya, bahwa kemajuan pembangunan pembangunan saat ini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Olehnya kami sampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada semua pihak,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas mengaku bangga saat bersama Ali Mazi membangun Sulawesi Tenggara selama tiga tahun terakhir.

“Kami berdua akan terus berusaha memberikan yang terbaik bagi daerah,” katanya.

Lukman juga mengatakan akan tetap kompak mendampingi Gubernur Ali Mazi membangun Sultra hingga masa jabatan berakhir.

“Untuk itu saya sebagai wakil gubernur akan selalu setia dan taat mendukung bapak Ali Mazi,” pungkasnya.

Berdasarkan data yang disampaikan Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Agnes Widiastuti dalam siaran persnya di BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin (15/02/2021), disampaikan profil kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara September 2020 persentase penduduk miskin pada September 2020 sebesar 11,69 persen, naik 0,69 persen poin terhadap Maret 2020 dan naik 0,65 persen poin terhadap September 2019.

Jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 317,32 ribu orang, naik 15,5 ribu orang terhadap Maret 2020 dan naik 17,35 ribu orang terhadap September 2019. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2018 mencapai 11,63 persen.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2020 sebesar 7,62 persen, naik 0,48 poin terhadap Maret 2020. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2020 naik 0,43 poin dari Maret 2020.

Dibandingkan Maret 2020, jumlah penduduk miskin September 2020 di daerah perkotaan turun sebanyak 3,71 ribu orang (dari 76,93 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 73,22 ribu orang pada September 2020). Sementara itu, daerah perdesaan naik sebanyak 19,21 ribu orang (dari 224,89 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 244,10 ribu orang pada September 2020).

Selama periode Maret – September 2020, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,39 persen, yaitu dari Rp 356.444,- per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp 368.529,- per kapita per bulan pada September 2020.

Pada September 2020, secara rata-rata rumah tangga miskin di Sulawesi Tenggara memiliki 5,14 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp1.894.239,-/rumah tangga miskin/bulan. (B)

Laporan: Al Iksan
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan