Emas Olimpiade Tokyo 2020, Ini Bonus Pemerintah RI, Plus Janji-janji Dispora Konawe dan Koni Sultra

  • Bagikan
Ganda puteri Apriyani Rahayu dan Greysia Polli yang menumbangkan ganda puteri asal China Chen Qing Chen/Jia Yi.
Ganda puteri Apriyani Rahayu dan Greysia Polli yang menumbangkan ganda puteri asal China Chen Qing Chen/Jia Yi.

SULTRAKINI.COM: Kegembiraan masyarakat Kabupaten Konawe melebih kebanggaan jutaan masyarakat Indonesia pada umumnya. Menyusul, perolehan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 pada Senin (2 Agustus 2021). Betapa tidak salah seorang dari pasangan pebulutangkis yang menyumbang kemenangan itu adalah Apriyani Rahayu, asal Konawe, Sulawesi Tenggara.

Apriyani Rahayu dan Greysia Polli, keduanya adalah putri asal Sulawesi. Apriyani kelahiran Desa Lawulo, Kabupaten Konawe, pada 29 April 1998 dari pasangan Ameruddin dengan Siti Djaunar (almarhumah ibu), sedangkan Greysia adalah putri dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi. Kedua orang tuanya asal Sulawesi Utara. Dia lahir di Jakarta pada 11 Agustus 1987.

Pasangan Apriyani/Greysia ini meraih medali emas sekaligus mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Musashino Forest Plaza Crt 1, Tokyo setelah melalui perjuangan panjang.

Pada gim pertama, pasangan Apriyani/Greysia langsung menggebrak dan unggul cepat 4-1. Pasangan berperingkat enam dunia tersebut terus mengumpulkan poin untuk unggul 7-3. Namun, ganda puteri asal China  Chen Qing Chen/Jia Yi melakukan perlawanan dan mengejar ketertinggalan menjadi 8-7. Memasuki interval di gim pertama, Apriyani/Greysia ungul 11-8 atas pasangan China yang kini menempati peringkat ke tiga dunia.

Setelah interval, pasangan China merebut poin demi poin sehingga menyamakan kedudukan menjadi 11-11. Namun, Apriyani/Greysia kemudian tampil lebih tenang untuk meraih dua angka langsung dan melebarkan jarak 13-11. Apriyani/Greysia mampu memancing emosi lawan untuk membuat kesalahan demi kesalahan dan unggul 16-12.

Melalui rally-rally panjang, pasangan China memperkecil jarak menjadi 16-14. Beberapa kesalahan dari pasangan China terutama yang datang dari Jia Yi Fan membuat Indonesia unggul jauh 19-14.  Namun, pasangan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan mampu merebut empat angka beruntun untuk mengecilkan kedudukan menjadi 19-18. Melalui rally-rally panjang, Apriyani/Greysia menyudahi perlawanan pasangan China di gim pertama dengan skor 21-19 dalam waktu sekitar 32 menit.

Pada gim kedua, di gim kedua, pertandingan sengit terjadi tetapi Apriyani/Greysia mampu tampil tenang dan unggul cepat 4-2 dan terus melebarkan jarak menjadi 7-2. Tidak mau menyerah, pasangan China memperkecil kedudukan menjadi 7-4.

Namun, Apriyani/Greysia kembali mampu memperlebar jarak menjadi 10-7. Memasuki interval di gim kedua, pasangan Indonesia unggul 11-7. Setelah interval, pasangan China terus tertinggal hingga Apriyani/Greysia mampu memperlebar jarak menjadi 16-9.  Indonesia terus mengontrol permainan untuk kemudian unggul jauh 17-9. Raket Apriyani sempat putus saat Indonesia unggul 18-10.  Apriyani/Greysia mengakhiri perjuangan pasangan China di gim  kedua dengan skor  21-15.

Dalam detik-detik kemenangan itu, Apriyani tampak sangat bersyukur atas raiahan mereka. Demikian pula dengan Greysia. Mereka menumpahkan keharuannya dalam bentuk tangis kecil.

Demikian pula masyaraat Indonesia yang menyaksikan melalui layar kaca. Bahkan kesenangan sangat Nampak dari warga Konawe.

“Ini sejarah baru untuk atlet kita, khusus warga Konawe, kami bangga dengan prestasi putri daerah kita adik Apriani,” kata Didik (22) warga Kecamatan Anggaberi lawulo.

“Kebanggaan, putri Konawe menharumkan nama bangsa Indonesia,” ujar, Titin (43) ibu rumah tanagga.

“Sukses terus buat Apriani,” kata Arman (43), warga Kelurahan Ambekairi.

Kebanggan juga datang dari para pejabat setempat. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Konawe, Muhamad Akbar misalnya merasa sangat bersyukur atas prestasi tersebut. “Kami dari masyarakat Konawe, sejak awal menyaksikan pertandingannya, kami sangat bersyukur adanya putri Konawe Apriani dengan prestasinya dan membuat sejarah,” kata Akbar kepada SultraKini.com.

Bukan hanya itu, kata dia, Sekretaris Daerah Konawe pun menginstruksikan kepada masyarakatya untuk memberikan dukungan dan doa terhadap ganda putri khususnya,  Apriani.

Kebanggan juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga, Muh.Nur.  “Kami dari Dispora sangat bangga atas prestasi atlet olahraga kita dalam olimpiade kali ini dapat mencetak sejarah dengan medali emas,” katanya.

Dia mengungkapkan masyarakat Konawe sangat bangga. “Untuk pribadi sendiri, setidaknya Pemda Konawe bisa memberikan penghargaan kepada putri Konawe kita,” janji Nur.

Janji serupa, sama-sama belum konkrit, juga datang dari pengurus KONI Sultra. ”Bentuk apa, akan kami sampaikan. Kita tengah komunikasi dalam KONI,” ujar Humas KONI Sultra, La Ode Rahmat Apiti kepada wartawan di Kendari.

Sementara Ketua Koni Konawe yang dihubungi SultraKini.com hingga berita ini disiarkan belum menanggapi.

Terlepas dari semua itu, pemerintah Indonesia tentu mempunyai perhatian pasca kemenangan ini. Apriyani/Greysia berhak mendapatkan bonus Rp 5 miliar dari pemerintah Indonesia.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah menjanjikan untuk para atlet Olimpiade Tokyo 2020 yang berhasil meraih medali sebagai perwakilan Indonesia. Jumlahnya berbeda tergantung apa yang diraih, jika emas akan mendapat Rp 5 miliar, perak Rp 2 miliar, dan perunggu Rp 1 miliar.

“Ukurannya meraih prestasi itu tak mudah. Perunggu atau perak saja sulit, apalagi emas. Jadi, bonusnya tak akan lepas dari nilai Rp 5 miliar itu, bahkan biasanya diberikan sebelum keringat atlet kering, nggak menunggu lama-lama,” kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto dalam keterangan resmi Senin (2/8/2021).

Bonus juga akan datang dari perorangan dan pihak swasta yang menyatakan siap untuk memberikan kepada para atlet Indonesia yang meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020 seperti Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate.

“Nanti pada saatnya akan diumumkan. Menkominfo Johnny G Plate menyampaikan bahwa itu dari dana pribadi beliau dan akan mengajak teman-temannya juga untuk ikut memberi apresiasi kepada para pahlawan olahraga nasional yang sudah mengibarkan Merah Putih di kancah tertinggi perhelatan olahraga dunia,” kata Menpora Zainudin Amali.

Bonus juga datang dari CEO J99 Corp (Juragan 99) Gilang Widya Pramana, sosok yang dikenal sebagai Crazy Rich Malang itu ikut memberikan apresiasi untuk atlet asal Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 yang berprestasi.

Peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 akan mendapat Rp 500 juta. Tak hanya bagi peraih medali emas, ia juga memberikan sejumlah hadiah bagi peraih medali perak Rp 250 juta dan perunggu Rp 100 juta.

Indonesia sampai saat ini menambah satu koleksi medali dari Olimpiade Tokyo 2020. Pertama didapatkan dari Eko Yuli Irawan yang mendapat satu medali perak pada cabang olahraga angkat besi, satu medali perunggu diperoleh Windy Cantika Aisha dari cabang olahraga yang sama, ditambah dengan Greysia/Apriyani, ganda putri cabang olahraga bulutangkis yang mendapatkan medali emas.

Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, satu-satunya emas yang belum diraih Indonesia adalah dari nomor ganda puteri. Indonesia sudah berhasil meraih emas dari tunggal putera, tunggal puteri, ganda putera, maupun ganda campuran.

Bulu tangkis merupakan cabang olahraga andalan Indonesia untuk mendulang emas di Olimpiade. Sejak cabang olah raga tersebut dipertandingkan di tahun 1992, Indonesia sudah meraih delapan emas,  enam perak, dan enam perunggu.

Berikut perolehan emas dari cabang bulu tangkis di Olimpiade:

1. Susi Susanti di Olimpiade Barcelona 1992 (tunggal puteri)

2. Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992 (tunggal putera)

3. Rexy Mainaky / Ricky Subagja di Olimpiade Atlanta 1996 (ganda putera)

4. Candra Wijaya/Tony Gunawan di Olimpiade Sydney 2000 (ganda putera)

5. Taufik Hidayat di Olimpiade Athena 2004 (tunggal putera)

6. Almarhum Markis Kido/ Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008 (ganda putera)

7. Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 (ganda campuran)

Laporan: Andi Nur Aris S.

Editor: M Djufri Rachim

  • Bagikan