Gubernur Ali Mazi Presentasekan Perikanan Sultra di Washington

  • Bagikan
Gubernur Sultra Ali Mazi dalam forum roundtable yang dihadiri lembaga-lembaga donor international di Washington, Kamis (17 Oktober 2019). Foto: Humas Pemprov Sultra.
Gubernur Sultra Ali Mazi dalam forum roundtable yang dihadiri lembaga-lembaga donor international di Washington, Kamis (17 Oktober 2019). Foto: Humas Pemprov Sultra.

SULTRAKINI.COM: Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, didampingi sejumlah bupati dan walikota serta akademisi berada di Amerika Serikat untuk “mengkampanyekan” pembangunan perikanan berkelanjutan dan konservasi kelautan Sultra.

“Kita semua memahami bahwa untuk membangun perikanan berkelanjutan dan konservasi kelautan di provinsi kami (Sultra) perlu banyak investasi,” kata Ali Mazi pada forum roundtable yang dihadiri lembaga-lembaga donor international di Washington, Kamis (17 Oktober 2019).

Forum itu dihadiri Brett Jenks (Presiden/CEO Rare), Gellwyn Yusuf (staf khusus Menteri Perencanaan Pembangunan/Bappenas), Steve Box (senior Wakil Presiden Fish Forever Rare), Sri Yanti (Direktur Perikanan dan Kelautan Bappenas), Dale Galvin (Managing Director Sustainable Market and Finance), Taufiq Alimi (Wakil President Rare Indonesia) dan Tonny Wagey (Direktur Eksekutif ICCTF)

Ali Mazi berharap persentase di hadapan para pejabat tersebut bisa membantu memajukan nelayan kecil dan sektor kelautan di Sultra.

Ali Mazi dan rombongan ke Amerika untuk memenuhi undangan Rare, organisasi konservasi internasional. Sebelumnya Rare Indonesia memaparkan kepada pejabat berwenang Sultra di Kendari bahwa pengelolaan perikanan di Sultra masih berskala kecil, dengan jumlah nelayan kecil yang mencapai lebih dari 96 persen dari total nelayan.

Karakteristik perikanan berskala kecil bergantung pada alam, memiliki keterampilan dan kapasitas yang rendah, serta minimnya penggunaan teknologi dalam kegiatan usaha telah membuat perikanan skala kecil termarjinalkan dan kerap diasosiasikan dengan kemiskinan.

Menjawab hal itu, Pemprov Sultra telah menginisiasi penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan Skala Kecil Daerah (RPPSKD) 2019-2024, untuk terwujudnya pengelolaan perikanan skala kecil yang lestari dan produktif dalam peningkatan ekonomi masyarakat pesisir.

Perikanan skala kecil dan pembangunan pesisir telah terintegrasi dalam RPJMD dengan diacu pada instansi terkait dalam Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) mereka.

Seperti dilansir SultraKini.com sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Askabul Kijo, menjelaskan muatan perikanan skala kecil juga tercantum dan menjadi salah satu mandat dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K), yang Ranperda-nya sudah disepakati dalam Rapat Paripurna DPRD Sultra akhir tahun lalu dan kini menanti penetapan.

Salah satu pendekatan pembangunan perikanan skala kecil melalui Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) juga ditegaskan dalam RZWP-3-K. RPPSKD sebagai acuan dalam membangun perikanan skala kecil adalah tindak lanjut prioritas alokasi ruang 0 sampai 2 mil untuk nelayan kecil dan kawasan konservasi.

Dinas Perikanan dan Kelautan Sultra mengklaim sangat serius dalam melaksanakan mandat UU Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam, serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Komitmen itu kemudian juga didukung oleh Kebijakan Rare Indonesia sebagaimana diungkapkan oleh direkturnya, Arwandrija Rukma, bahwa Rare berkomitmen mendukung Pemprov Sultra dalam pembangunan perikanan skala kecil berkelanjutan melalui peningkatan kapasitas nelayan kecil, perubahan perilaku masyarakat menuju adopsi praktik-praktik perikanan yang ramah lingkungan, serta keadilan dalam pemanfaatan sumber daya ikan.

“Keterlibatan Rare dalam penyusunan RZWP-3-K, RPPSKD, dan pelaksanaan Program PAAP di Sultra menjadi bukti dukungan Rare kepada Pemprov Sultra dalam upaya memperkuat keberpihakan kepada nelayan kecil,” terang Arwandrija seperti dikutip SultraKini.com edisi 25 Februari 2019.

Ali Mazi berharap kepada Rare Washington DC dapat mempererat hubungan kerja sama yang baik. “ Kami senang bermitra dengan Rare karena kami sama-sama memiliki kesamaan visi tentang menyejahterakan masyarakat nelayan kecil, tentang membangun perokonomian yang bertumpu pada kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan,” kata Ali Mazi.

Ali Mazi pun menjelaskan sejalan dengan rencana pembangunan nasional yang diarahkan Bappenas untuk senantiasa bertumpu pada SDG 14 maka Sultra bersama Rare dapat memastikan bahwa RZWP-3-K Provinsi Sultra menjadi yang pertama yang memberi ruang 0-2 mil bagi nelayan kecil.

“Bersama Rare pun kami membentuk Forum Pengelolaan Perikanan Skala Kecil dan untuk itu Pergub tentang Pengelolaan Akses Area Perikanan atau PAAP ditanda tangani pekan lalu,” jelas Ali Mazi.

Gubernur Ali Mazi dan rombongan juga mengefisienkan waktu dengan mengunjungi sejumlah tempat seperti New York, Boston, dan Rhode Island, termasuk belajar tentang perpustakaan dan layanan publik tentang informasi.

Mereka mengunjungi perpustakaan umum Boston Public Library (BPL) di pusat Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Perpustakaan umum Bostan adalah salah satu perpustakaan besar dan tertua di Amerika yang berdiri sejak tahun 1848.

Perpustakaan umum Boston merupakan salah satu perpustakaan umum tertua di Amerika Serikat dan hingga saat ini, BPL, telah memiliki koleksi 24 juta volume dan sumber pustaka digital elektronik, hingga memposisikan BPL, kini sebagai Perpustakaan Umum terbesar ke tiga di Amerika Serikat.

Gubernur Sultra ke Amerika, juga didampingi tiga kepala daerah, yakni Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga, Bupati Kolaka Ahmad Safei dan Wali kota Kendari, Sulkarnain Kadir dan beberapa pejabat eselon II Setda provinsi.

Selain itu didampingi tenaga ahli dari unsur perguruan tinggi, yakni Profesor La Sara (Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Haluoleo) dan Asosiate Profesor Yusri Zamhuri (Kepala Pusat Pembangunan Berkelanjutan/SDGs Universitas Hasanuddin).

Berikut beberapa agenda Gubernur Sultra selama berada di Amerika Serikat;
1) Pendidikan akademik dalam program-program gelar Universitas,
2). Pelatihan jangka pendek oleh dosen dan peneliti Universitas,
3). Pendaftaran mahasiswa-mahasiwa Sulawesi Tenggara pada program tingkat sarjana dan atau pasca sarjana,
4). Kegiatan-kegiatan penelitian oleh dosen dan peneliti Universitas,
5). Keikutsertaan dalam seminar-seminar dan pertemuan-pertemuan
akademik,
6). Program-program akademik jangka pendek khusus,
7). Konsultasi-konsultasi dan lokakarya-lokakarya penyuluhan,
8). Proyek-proyek pengembangan staf Pemerintah Daerah,
9). Pelatihan dan pengembangan Sumberdaya Manusia bidang
perpustakaan dan kesehatan daerah Sultra.
10). Kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan keanekaragaman
hayati (biodiversity) dan keberlanjutan (sustainability) dan konservasi terutama bidang pertambangan dan perikanan dan kelautan di Sultra.
11). Konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity) dalam kemitraan
bersama dengan Taman Nasional Rawa Aopa, termasuk untuk
perlindungan Kura-Kura Kotak Asia Tenggara (Cuora Amboinensis) yang
diakui sebagai warisan alam Sultra.

Laporan: Shen Keanu
Editor: M Djufri Rachim

  • Bagikan