Gubernur Sultra Minta Rencana Pembangunan Politeknik Pertambangan di Kawasan PT VDNI Dilaporkan Berkala

  • Bagikan
Rapat koordinasi rencana pembangunan Politeknik Pertambangan di Konawe, Sultra. (Foto: Dok.Diskominfo Sultra)

SULTRKINI.COM: KENDARI – Rencana pembangunan kampus Politeknik Pertambangan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara diupayakan segera mungkin didirikan. Kampus yang dibangun oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry, perusahaan tambang di Morosi ini, dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung Gubernur Ali Mazi.

Rapat koordinasi di Rujab Gubernur pada Rabu, 3 Februari 2021, proses pembangunan kampus dilaporkan secara berkala guna memudahkan evaluasi nantinya.

Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Safri Burhanuddin juga hadir dalam rapat dan diikuti kementerian terkait secara virtual.

Nampak juga Sekretaris Daerah Sultra, Nur Endang Abbas, sejumlah kepala OPD lingkup Pemprov Sultra, Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe Ferdinand Sapan, perwakilan perguruan tinggi, dan pimpinan PT VDNI.

Gubernur Ali Mazi menyampaikan, pembangunan Politeknik Pertambangan di Kabupaten Konawe harus diseriusi. Pihak PT VDNI diharapkan berkoordinasi juga ke Pemda Konawe maupun Pemprov, selain koordinasi ke Pemerintah Pusat.

“Saya harap setiap dua minggu sekali saya memperoleh laporan tentang perkembangannya, sehingga jika ada kendala, pemerintah daerah bisa turut membantu mengatasinya,” ucapnya.

Dijelaskan Direktur PT VDNI, Wisma Baruna, pihak perusahaan sejauh ini menggarap rencana pembangunan politeknik secara intens. Desain teknis, pemilihan kontraktor, hingga pemilihan lahan lokasi kampus sudah dilakukan. Politeknik itu akan dibangun di dalam kompleks industri. Salah satu pertimbangannya, sekolah nantinya mengedepankan praktik sehingga akan lebih mudah jika gedung kampus berada dalam kompleks industri.

Konsep kampus nantinya, kata Wisma Baruna adalah technopark. Kampus juga rencananya memiliki kawasan hijau meskipun industri pertambangan.

Adapun urusan perizinan, Direktur PT VDNI mengaku semuanya dilakukan secara online. Pihaknya mempersiapkan segala kebutuhan untuk izin online tersebut. Rencananya, Februari-Maret ini berkas-berkasnya akan dimasukkan semua.

Untuk menaungi politeknik tersebut, dibentuk yayasan di mana Gubernur Sultra ditunjuk sebagai pengawas.

Pemilihan lokasi politeknik yang berada di area industri tersebut mendapat respon dari Sekda Konawe, Ferdinand Sapan.

Menurutnya, pembangunan politeknik ini tetap mempertimbangkan semua aturan yang menjadi rujukan hukum, termasuk zonasi tata ruang serta konsep kerja sama antara pemerintah daerah dengan perusahaan.

Sekda Konawe menyatakan, regulasi yang mengatur tata ruang mengandung aturan mengenai pidana sehingga aspek tata ruang benar-benar menjadi pertimbangan dari berbagai aspek, bukan hanya substansi kepentingan perusahaan semata, tapi juga regulasi lain yang berlaku.

“Pembangunan politeknik bukan hanya sekadar menciptakan pekerja di Virtue (PT VDNI). Tapi pada konteks yang lebih luas lagi. Kita harus berpikir lebih luas, bukan cuma lima tahun. Kita tidak tahu bagaimana Virtue di masa-masa mendatang,” jelasnya.

Gubernur Sultra, Ali Mazi. (Foto: Dok.Diskominfo Sultra)

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Ali Mazi mengungkapkan, tujuan utama dari pembangunan politeknik adalah SDM di Sultra dapat berkembang dan cerdas. Jika Pemerintah Pusat setuju dengan rencana pembangunan itu, menurutnya tidak ada masalah.

Kendatipun secara pribadi Gubernur menginginkan agar kampus itu dibangun di luar kompleks industri, namun jika ada pertimbangan efektivitas dan efisiensi, tentu persetujuan Pemerintah Pusat, Gubernur tidak mempersoalkan jika dibangun di dalam kompleks.

Hanya saja, jika memang gedung politeknik itu akan ditempatkan di dalam kompleks, yang perlu dipertimbangkan benar-benar adalah amdalnya (analisis mengenai dampak lingkungan).

“Bagaimana mahasiswa itu aman dan nyaman dalam belajar. Kebersihan dan keamanan terjaga. Jadi, amdalnya penting diperhatikan,” tegas Ali Mazi.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan