Hampir Sebulan Air di Lima Desa Tidak Mengalir, Masyarakat Mengadu ke DPRD Wakatobi

  • Bagikan
RDP DPRD Wakatobi bersama PDAM dan warga terkait bermasalahnya pendistribusian air bersih. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Masyarakat di lima desa kembali mendatangi DPRD Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin (28 November 2022). Mereka mengadu air dari PDAM belum juga mengalir hampir sebulan.

Lima desa di Wakatobi mengalami krisis air bersih hampir sebulan itu terjadi di Kecamatan Wangi-wangi, meliputi Desa Maleko, Pokambua, Tindoi Timur, dan Desa Posalu. Kemudian Kecamatan Wangi-wangi Selatan, tepatnya Desa Fungka.

Kedatangan puluhan orang masyarakat dari lima desa tersebut diterima oleh unsur pimpinan dan anggota DPRD Wakatobi di ruang rapat, serta hadir juga Pelaksana Tugas Direktur PDAM Wakatobi, Saoruddin.

Pertemuan dalam Rapat Dengar Pendapat itu, pihak PDAM dimintai klarifikasi oleh Wakil Ketua I DPRD Wakatobi Arifuddin menyangkut mapetnya distribusi air bersih seperti yang dikeluhkan masyarakat.

Menurut Plt Direktur PDAM Wakatobi, pendistribusian air bersih di lima desa tersebut memang terhenti, sebabmesin pompa air disambar petir pada 2 November 2022.

“Kami sudah periksa kerusakan mesin, kita coba perbaiki namun belum bisa berfungsi,” jelasnya.

Bahkan, kata Saoruddin, pihaknya mencoba mengambil mesin pompa air di Desa Matahora dan beberapa desa lainnya namun dikarenakan kapasitasnya kecil sehingga tidak mampu mengalirkan air naik ke bak penampungan. PDAM juga mencoba mencari mesin dengan kapasitas yang sama hingga ke Jakarta dengan kisaran harga Rp 250 juta.

Menyahuti hal itu, Wakil Ketua II DRPD Kabupaten Wakatobi, La Ode Nasrullah meminta pihak PDAM tidak perlu memperbaiki mesin tersebut sebab hampir sebulan mesin tidak kunjung berfungsi.

“Pengalaman di Desa Liya, kalau kita perbaik yang rusak pasti tidak lama lagi akan rusak, jadi lebih baik beli baru,” ujarnya.

Berbeda dengan Anggota DPRD dari PAN, Wa Fey. Dia menyoroti kinerja PDAM lantara masalah air ini hampir sebulan dan belum menemukan solusi.

“Mana tanggung jawab PDAM. Masyarakat butuh solusi karena air merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Kami mengharapkan kepastian dan solusi,” ucapnya.

Sementara itu, juru bicara masyarakat, Dariono mengaku masyarakat butuh kepastian air bersih kembali terdistibusi ke lima desa.

“Kami butuh solusi. Kalau memang Pemda tidak mampu beli mesin, bilang saja supaya kami patungan untuk beli mesin,” terangnya.

Desakan tersebut membuat pihak PDAM Wakatobi meminta waktu tiga minggu untuk menuntaskan persoalan tersebut. Terkait solusi jangka pendek, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemadam Kebakaran agar membantu menyuplai air bersih di lima desa itu.

Di satu sisi, PDAM akan menyiapkan anggaran pembelian mesin cadangan nanti di 2023.

Namun Anggota DPRD fraksi Golkar Sukardi menilai, tiga minggu seperti yang diminta PDAM terlalu lama. Pihaknya diminta segera mengadakan mesin baru guna mengatasi masalah tersebut.

“Demi kebutuhan dan kepentingan masyarakat, sekali-kali kita tabrak mekanisme pengadaan. Sambil jalan konsultasi ke BPK. Pasti mereka mengerti juga karena demi kepentingan masyarakat,” kata Anggota DPRD fraksi Golkar Sukardi.

Setelah melewati perdebatan panjang, Rapat Dengar Pendapat disimpulkan bahwa dalam waktu tiga minggu air bersih di lima desa tersebut harus mengalir dengan pengadaan mesin baru. Serta di sepanjang waktu itu juga PDAM meminta bantuan ke mobil pemadam kebakaran agar mengisi air di bak penampungan yang telah tersedia di desa-desa tersebut. (B)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan