Hanya Menjual Daun Pisang, Pedagang di Pasar Mandonga Untung Jutaan Rupiah

  • Bagikan
Penjual daun pisang yang memadati pinggir Jalan Lasandara atau di jalur menuju Pasar Mandonga, Selasa (12/6/2018). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Penjual daun pisang yang memadati pinggir Jalan Lasandara atau di jalur menuju Pasar Mandonga, Selasa (12/6/2018). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kebutuhan jelang Idul Fitri memang meningkat dari hari -hari biasanya. Tidak ketinggalan daun pisang. Bahkan harganya melonjak naik di pasaran.

Warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, biasanya memanfaatkan daun pisang dalam pembuatan buras, lapa-lapa, atau olahan lainnya yang banyak ditemui ketika Idul Fitri. Buras merupakan makanan trandisional dari bahan dasar beras yang dimasak setengah matang dan ditambahkan sejumlah bahan lainnya sebagai pelengkap. Dalam pembuatannya, daun pisang digunakan sebagai pembungkus bahan tersebut, kemudian diikat dengan tali dan siap dimasak untuk santapan bersama di hari raya.

Banyaknya permintaan akan daun pisang, menjadikannya mahal di pasaran. Bahkan banyak pedagang musiman khusus menjual daun pisang bisa ditemui di setiap sudut maupun sisi pasar atau memadati pinggiran jalan.

Pantauan SultraKini.Com, Selasa (12/6/2018), daun pisang muda awalnya dijual seharga Rp15 ribu per 10 lembar daun. Namun jelang Idul Fitri, harganya mencapai Rp25 ribu.

“Ini naik sejak kemarin, biasa satu hari kalau laku bisa kita dapat satu juta rupiah,” kata Seorang Pedagang Daun Pisang di Pasar Mandonga, Wa Liani kepada SultraKini.Com, Selasa (12/6/2018).

Begitu juga pedagang daun pisang lainnya, Nurdian. Berjualan daun pisang membuatnya untung banyak. Apalagi daun berasal dari tanaman sendiri.

“Biasa kita dapat juga satu juta, kalau hari-hari lain hanya bisa lima ratus,” terang Nurdian, seorang penjual daun pisang musiman.

Selain daun pisang, daun yang dicari-cari jelang Idul Fitri, yakni daun kelapa muda. Sama fungsinya dengan daun pisang. Daun ini digunakan sebagai pembungkus beras yang dimasak setengah matang dan telah dicampurkan dengan bahan lainnya.

Permintaannya yang banyak, membuat daun kelapa muda ini dijual mahal. Biasanya tiga ikat dijual Rp10 ribu. Namun di momen ini, harganya naik menjadi Rp5 ribu per ikat. Satu ikatnya berisi sepuluh lembar daun.

 

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan