Harapan Keluarga Almarhum Jalil di Hari Bhayangkara

  • Bagikan
Rahmatia, ibu kandung Jalil saat mengadukan kasus penganiayaan berujung kematian yang dialami oleh anaknya di Lembaga Bantuan Hukum Kendari.Foto: Rian Adriansyah/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kepolisian Negara Republik Indonesia merayakan hari ulang tahunnya yang ke 70. Momen tersebut diperingati korps Bayangkara dengan tema “Dengan Memperkuat Soliditas Professionalisme dan Revolusi Mental Polri Siap Mengamankan Kebijakan Pemerintah”.

Memaknai perayaan tersebut, Polri memang dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugasnya yakni menuntaskan berbagi kasus yang saat ini ditanganinya. Salah satunya, penuntasan kasus tewasnya Abdul Jalil Aqram.

Almarhum Jalil (24), merupakan seorang tenaga honorer di Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Sultra, tewas diduga karena penganiayaan oleh tim gabungan Satuan Reserse Kriminal Polresta Kendari, saat ditangkap, Senin(6/6/2016) lalu.

Jalil menghembuskan nafas terakhirnya sehari setelah penangkapan, Selasa (7/6/2016) di Rumah Sakit Bayangkara, yang diduga akibat penganiayaan yang dialaminya.

Di Hari Bhayangkara ini, keluarga Jalil berharap agar jangan lagi ada aparat kepolisian yang bertindak anarkis dan sewenang-wenang.

“Saya harap kepada Polda Sultra agar transparan, jangan ada yang ditutupi supaya kasus ini cepat selesai dan oknum anggota yang terlibat agar di hukum dan pemecatan,” ungkap Zahra, adik kandung Jalil saat diwawancarai SULTRAKINI.COM via telepon, Jum’at (1/7/2016).

Ia juga menuturkan, sejak kasus penganiayaan terhadap Jalil terungkap, kepercayaan keluarga Jalil terhadap Polisi pudar. “Saya emosi terus lihat Polisi kak, sempat tidak percaya kepada mereka, tiap ke Polda juga jarang ada respon,” ungkap Zahra dengan nada kesal.

Ia berharap, oknum polisi yang melakukan penyiksaan terhadap kakanya itu dipecat, demi institusi kepolisian yang lebih baik.

Hal senada juga diungkapkan Ibu Kandung Jalil, Rahmatia. Ia juga berharap Polda Sultra bisa membersihkan anggotanya yang tidak jujur dan oknum polisi yang melakukan penganiayaan terhadap Jalil harus di proses.

“Mereka itu (Polisi, red) tangkap anak saya tanpa prosedur yang jelas. Saya harap Polda juga transparan agar pengungkapan kasus ini ada titik terang, sehingga kami bisa percaya kepada Kepolisian,” ujarnya mengakhiri percakapan.

Berdasarkan hasil visum yang dilakukan atas Jalil diketahui, kaki kirinya mengalami pendarahan hebat akibat tertembus peluru aparat, selain itu beberapa tulang rusuknya juga patah hingga menghembuskan nafas terakhir di RS Bhayangkara Kendari.

Hingga saat ini kasus kematian Jalil masih dlam proses pengungkapan, serta dugaan keterlibatannya dalam tindak pidana kriminal juga masih ditelusuri.

  • Bagikan