Harga Garam di Sultra Belum ‘Terasa Asin’

  • Bagikan
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Muhammad Ali di ruang kerjanya. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kenaikan harga pasar garam secara nasional belum berdampak langsung di pasar Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Ketersediaan stok garam di wilayah ini masih tersedia dan minimnya perusahaan tertentu yang membutuhkannya.

Hal itu dibenarkan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Muhammad Ali Kamis, 27 Juli 2017 di ruang kerjanya. Kata dia, dampak khusus kenaikan harga garam di wilayah ini belum nampak. Bahkan harganya juga terbilang stabil.

“Di Sultra ini tidak ada sentra produksi garam. Indonesia hanya beberapa provinsi, jadi itu kita datangkan dari luar seperti NTT dan Sulawesi Selatan sesuai data yang kita peroleh untuk saat ini belum ada kenaikan,” terang Muhammad Ali.

Stabilnya harga juga disebabkan oleh tidak adanya perusahaan tertentu yang mengkonsumsi garam dalam jumlah banyak. Konsumsi garam di Sultra sebatas skala perusahaan kecil dan rumah tangga.

Sedangkan sentral industri garam di wilayah ini berbentuk Industrialisasi di Kota Baubau, Mandike di Kabupaten Muna Barat dan Kota Kendari. Mereka mendatangkan garam dari luar daerah, kemudian dilakukan penambahan kalium pada garam berbentuk kristal maupun garam halus untuk disebarkan di wilayah ini.

“Jadi untuk saat ini harga pasar itu masih terbilang stabil, kalau untuk harga garam halus masih berkisar Rp 5.800 per kilogram dan garam kasar Rp 4.600 per kilogram,” terang Muhammad Ali.

Laporan  Hasrul Tamrin

  • Bagikan