Hasil Riset: Beda Etnis, Beda Kekebalan Tubuh

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: Google)

SULTRAKINI.COM: Hasil riset mengungkap setiap etnis ternyata memiliki kemampuan yang berbeda dalam melawan penyakit. Hal itu terungkap oleh para ahli genetika populasi yang mempelajari rantai asam deoksiribonukleat (DNA) berbagai etnis di dunia.

Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel darah 425 orang dari Asia, Afrika, dan Eropa. Kromosom yang diambil dari sampel tersebut diurai menjadi informasi genetik. Rantai DNA mengandung instruksi genetik yang dipakai untuk membuat berbagai komponen pendukung kerja sel, salah satunya antibodi.

Lokus immunoglobulin heavy (IGH) merupakan pusat komando tubuh untuk menghasilkan alat pertahanan dari penyakit. Bagian ini menentukan produksi lebih dari 50 antibodi penting. Corey Watson, peneliti genetik dari Simon Fraser University di Burnaby, Kanada, memetakan lokus ini dan menemukan variasinya terhadap penduduk dunia.

“Ini peta IGH paling lengkap. Kami menemukan susunan IGH berbeda menurut etnisitas,” ujarnya, seperti dilansir laman Science Mag. Studi lokus penentu kekebalan tubuh ini diterbitkan dalam American Journal of Human Genetics.

Setiap individu memiliki susunan IGH yang berbeda. Itu sebabnya, setiap orang memiliki ketahanan berbeda terhadap suatu penyakit. Namun, sebagaimana penelitian Watson, perbedaan secara umum ditentukan dari etnis mana individu tersebut berasal.

Menurut Watson, hasil penelitian ini mengindikasikan kemampuan melawan penyakit pada sebuah etnis ditentukan oleh pengaruh lingkungan yang dirasakan nenek moyang. Identifikasi menunjukkan respons gen terhadap penyakit menimbulkan 11 lokasi IGH yang menentukan produksi antibodi.

Hasil penelitian ini memberikan pandangan baru terhadap penelitian antibiotik. Selama ini antibiotik dibuat agar cocok dipakai oleh semua etnis di dunia. Kenyataannya, setiap etnis memiliki potensi antibiotik yang berbeda. “Pembuatan antibodi sebaiknya memperhatikan keragaman etnis,” katanya.

Sumber: Tempo.co

  • Bagikan