Holiday Paradox: Saat Liburan yang Seru Terasa Cepat Berlalu

  • Bagikan
Ilustrasi liburan. (Unsplash/Artem B)

SULTRAKINI.COM: Momen liburan yang menyenangkan memang selalu dinantikan usai disibukkan dengan pekerjaan. Sayangnya, liburan sering kali terasa cepat berlalu hingga akhirnya Anda harus bersiap kembali menghadapi pekerjaan. Padahal rasanya Anda belum puas menghabiskan momen liburan untuk memanjakan diri sendiri maupun beraktivitas bersama orang-orang terdekat. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah holiday paradox.

Ingin tahu lebih detail tentang fenomena holiday paradox? Ulasan berikut ini akan menambah wawasan sekaligus membuat Anda lebih bijak menyikapi rutinitas yang padat.

Apa yang Dimaksud dengan Holiday Paradox?

Holiday paradox adalah kondisi yang membuat seseorang merasa masa liburannya berlangsung sangat singkat, jauh lebih singkat daripada rutinitas harian yang biasa dilakukan. Misalnya, Anda merasa baru saja membeli tiket Surabaya Lombok untuk liburan. Tiba-tiba Anda sudah harus kembali dari liburan tersebut.

Hal ini sering membuat orang tidak siap untuk kembali masuk kerja usai berlibur, terutama bila masa liburannya terbilang panjang. Perasaan tidak siap tersebut menimbulkan berbagai reaksi negatif, seperti rasa malas, bad mood, ingin bolos kerja atau sekolah, hingga penurunan produktivitas.

Mengapa Hal Tersebut bisa Terjadi?

Saat otak menikmati aktivitas yang Anda jalani, waktu memang terasa berlangsung lebih cepat. Sewaktu Anda berlibur, pasti Anda merasakan banyak pengalaman baru yang menarik. Pengalaman-pengalaman tersebut akan terekam dalam memori sehingga membuat Anda merasa waktu berjalan cepat.

Di samping itu, aktivitas menyenangkan seperti berlibur membuat otak memproduksi hormon dopamin secara berlebih pada otak. Sebaliknya, rutinitas kerja yang monoton justru rentan membuat Anda merasa waktu berjalan lambat.

Ketika sedang bosan dan tidak menyukai aktivitas yang dikerjakan, otak akan merasa bahwa waktu berjalan lambat. Sedangkan momen liburan yang menyenangkan terasa cepat berlalu.

Dari sisi psikologis, holiday paradox juga dapat terjadi karena rencana kegiatan Anda tidak berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya, Anda berencana berlibur ke luar kota, mengunjungi keluarga besar di kota lain, serta membereskan rumah ketika mendapat jatah libur.

Sayangnya semua rencana tersebut tidak terwujud dengan mulus karena Anda sudah harus kembali beraktivitas seperti biasa. Itulah sebabnya Anda akan merasa liburan berjalan dengan sangat singkat. Jadi, holiday paradox memang sulit dihindari jika Anda sedang menikmati liburan yang berkesan.

Bagaimana Cara Menghindari Dampak Buruknya?

Holiday paradox dapat menimbulkan berbagai dampak buruk kalau Anda membiarkan perasaan tersebut tetap terjadi ketika Anda kembali ke rutinitas. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda melakukan beberapa cara ini untuk menghindari dampak buruk holiday paradox.

  1. Menyiapkan jeda waktu usai liburan selama satu hingga dua hari sebelum benar-benar kembali ke rutinitas harian. Jeda waktu ini dapat digunakan untuk beristirahat di rumah dan membereskan hal-hal yang masih terbengkalai karena ditinggal berlibur.
  2. Meluangkan waktu untuk membahas pengalaman liburan dengan orang-orang terdekat. Pembahasan tentang pengalaman liburan sangat ampuh membangkitkan mood, sehingga Anda bersemangat melakukan aktivitas berikutnya.

Anda juga bisa menggunakan jeda waktu yang tersisa untuk menyimpan kenang-kenangan liburan. Misalnya memindahkan foto dan video liburan ke laptop atau cloud, serta memajang oleh-oleh yang Anda beli saat berlibur.

  1. Melakukan hal-hal yang membuat Anda nyaman di tempat kerja, kampus, atau sekolah. Tak ada salahnya menikmati minuman favorit atau ngobrol sebentar dengan orang-orang terdekat (rekan kerja atau teman) sehingga beban kerja tidak terasa ekstra berat.
  2. Membuat rencana kegiatan dengan jadwal yang jelas. Ketidakjelasan rutinitas sesaat setelah liburan usai memang rentan memicu bad mood dan menghilangkan semangat. Namun, Anda bisa mengatasinya dengan membuat rencana kegiatan secara sistematis. Mulailah menyusun daftar tentang beberapa aktivitas penting yang harus Anda lakukan dan pastikan tak ada hal yang terlewatkan.
  3. Menjaga kesehatan secara konsisten bahkan ketika sedang berlibur. Aktivitas liburan tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan kesehatan. Anda harus tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, beristirahat cukup, dan menjalani aktivitas olahraga secara teratur.

Hidup sehat akan membantu menjaga kestabilan mood sehingga kemungkinan besar Anda akan tetap bersemangat ketika harus kembali ke rutinitas harian.

  1. Menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan saat kembali beraktivitas. Tak dapat dipungkiri bahwa aktivitas di dalam ruangan secara terus-menerus membuat Anda gampang bosan dan tubuh melemah karena jarang bergerak.

Jadi, alangkah baiknya bila Anda mencoba beraktivitas di luar ruangan ketika kondisinya memungkinkan. Misalnya, melakukan cafe hopping supaya bisa menikmati suasana kerja di kafe yang menarik. Selain ampuh membangkitkan mood, upaya ini jbisa membuat Anda makin kreatif dan bersemangat.

  1. Merencanakan liburan berikutnya secara matang. Perasaan negatif yang muncul akibat holiday paradox juga dapat diredam dengan cara merencanakan liburan berikutnya. Niscaya Anda akan bersemangat kembali beraktivitas supaya bisa lekas mewujudkan rencana tersebut.

Sekarang, rencana liburan tak sulit diwujudkan karena ada Traveloka yang selalu siap membantu Anda. Ada berbagai pilihan maskapai penerbangan yang siap memfasilitasi liburan Anda. Bahkan, Anda bisa melakukan pemesanan tiket sejak jauh hari agar berkesempatan mendapatkan harga yang kompetitif.

Kesimpulannya, jangan biarkan holiday paradox mengganggu kenyamanan dan produktivitas Anda. Setelah berlibur sampai puas, siapkan diri sendiri untuk kembali menjalani rutinitas secara produktif dan bersemangat.

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan