Honorer BNNP Tewas Ditembak Polisi

  • Bagikan
Suasana pemakaman jenazah Jalil di rumah duka, di Kelurahan Tobimeita Kecamatan Abeli. Jalil tewas setelah mengalami pendarahan akibat tertembak polisi. (Foto: Rian Adriansyah/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Seorang tenaga honorer di Badan Nasional Narkotika Provinsi Sultra, Abdul Jalil Arkam (24), tewas tertembak tim gabungan Satuan Reserse Kriminal Polresta Kendari, Selasa (7/6/2016). Kaki kirinya mengalami pendarahan hebat akibat tertembus peluru aparat, hingga menghembuskan nafas terakhir di RS Bhayangkara Kendari.\”Intinya dari hasil pemeriksaan penyebab kematian adalah pendarahan akibat luka tembak tertembus peluru di betis kiri,\” kata Kompol Mauluddin yang melakukan visum terhadap korban di Rumah Sakit Bhayangkara.Kapolresta Kendari, AKBP Sigid Haryadi, membenarkan bahwa anggotanya melakukan penembakan terhadap korban. Alasan penembakan kata dia, karena korban mencoba melakukan perlawan untuk melarikan diri.\”Korban ditembak karena mencoba melawan dan melarikan diri pada saat dilakukan penangkapan,\” kata Sigid saat dikonfirmasi.Jalil diketahui telah sekian lama menjadi target operasi anggota reserse kriminal Polresta Kendari. Ia diamankan di kediamannya oleh tim gabungan Reskrim di Desa Tobimeita Kecamatan Abeli, Selasa (7/6/2016) dini hari sekitar pukul 00.00 Wita.Selama ini, pria yang berprofesi sebagai pegawai kontrak di Bidang Rehabilitasi BNNP Sultra. Ia diduga otak dari aksi pembegalan di 24 TKP di Kota Kendari, serta 8 orang korbannya adalah perempuan yang diperkosa secara bergiliran oleh komplotannya.Kabid Pemberantasan BNNP Sultra, AKBP Abdul Karim Samandi mengaku kaget mendapatkan informasi salah seorang pegawainya meninggal dunia.\”Pagi-pagi saya dapat kabar dia meninggal, honor di kantor BNNP sudah tahunan. Anak itu pendiam, tidak banyak tingkah,\” kata Karim.Sementara ibu korban, Rahmatia (56) menuturkan, pada saat anaknya ditangkap di rumahnya, tangannya sempat diikat tanpa perlawanan.\”Polisi datang sekitar belasan orang itu berpakaian preman, selain ditembak mungkin juga dia disiksa karena ada luka lebam pada tubuhnya,\” tutur Rahmatia dengan nada sedih saat dikonfirmasi via telepon.Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan