HTI Tolak LGBT, Solusinya Tegakkan Syariah Islam

  • Bagikan
Hizbut Tahrir Indonesia Sultra berorasi di Bundaran Mandonga Kendari, Sabtu (27/2/2016). (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Hizbut Tahrir Indonesia Sulawesi Tenggara menolak keberadaan Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) di negara ini. Penolakan itu disampaikan dengan berorasi saat Long March dari Stadion Lakidende sampai bundaran Mandonga Kendari, Sabtu (27/2/2016).Menurut Humas Hizbut Tharir Sultra, Saenuddin, LGBT mengancam sosial masyarakat. Sehingga perlu ada tindakan dengan menegakkan syariah dan khilafah.“Kenapa ditolak, karena tidak sesuai dengan Islam dan mengancam sosial masyarakat. Pemerintah harus bertanggungjawab dengan hal itu,” katanya.Dia menilai, penekanan HAM dalam hal ini hak untuk bebas dari perilaku diskriminatif, menjadi alasan para kaum tersebut memperjuangkan haknya. Selain itu, eksistensi LGBT di Kendari belum terorganisir di lapangan.“Islam hanya tahu laki-laki dan perempuan, tidak ada gay atau lesbian. Realitasnya belum ada,” tambahnya.Ratusan akhwat dan ikhwan HTI, berdiri mengelilingi bundaran Mandonga sambil memegang poster penolakan LGBT dan mengibarkan bendera Islam. Beberapa ada yang bertuliskan #Tolak LGBT, Buang demokrasi, #Tegakkan Syariah dan Khilafah, LGBT Produk System Demokrasi Liberal, LGBT Kaum Terlaknat, LBGT Potret Masyarakat Sakit ala Kapitalis Demokrasi, dan lainnya.Pernyataan sikap yang ditegaskan oleh Hizbut Tahrir, yakni penolakan pola pikir tentang LGBT, mengajak masyarakat untuk melakukan langkah antisipasi terhadap kaum tersebut, penegasan kepada pemerintah untuk tidak memberikan peluang yang menjurus pada persetujuan LGBT di Sultra, dan mengajak masyarakat untuk menegakkan syariah dan khilafah.“Hizbut Tahrir selalu melakukan pencerahan, melakukan pembinaan kepada masyarakat tentang Islam dan menekan propaganda. Ke pemerintah juga melakukan komunikasi,” ucap Saenuddin.Ia juga menyarankan kepada kaum LGBT untuk sadar. Sebab setiap perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawaban.“Hidupmu bukan stop disitu (dunia), akan ada nanti pertanggungjawaban,” tutupnya.(C)Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan