Hugua Yakin Sultra Jadi Sentra Pertumbuhan Ekonomi Baru KTI

  • Bagikan
Hugua bersama rombongan berkunjung dan memaparkan konsep pembangunan Sultra menuju sentra ekonomi KTI, diterima Dirut SultraKini.com M. Djufri Rachim dan Pemred Gugus Suryaman. (Foto: Ali Akbar/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, menyambangi kantor media online SultraKini.com, Selasa (20/3/2018) sore bersama Anggota DPRD Kota Kendari Adrizal Pratama Putra, beserta sejumlah rombongan. Di hadapan Direktur Utama, Pemimpin Redaksi, serta para karyawan SultraKini, Hugua memaparkan konsep pembangunan Sultra ke depan. Menurutnya, daerah ini berpotensi besar menjadi sentra ekonomi baru di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Pasangan Cagub Asrun ini yakin, konsep itu bisa terwujud. Pertumbuhan ekonomi Sultra dapat diangkat tidak hanya melalui sektor pertambangan, namun juga pertanian dan perkebunan, perikanan, serta pariwisata sangat potensial. Sektor-sektor ini memiliki multiplayer efek.

”Sultra ini merupakan wilayah strategis dalam negara maritim yang diibartkan seperti botol, ini berdasarkan penyempitan lurus diantara Lasalimu dan Wakatobi, dimana kapal yang ke timur harus melewati jalur ini. Ini juga merupakan kawasan alur transportasi timur barat dalam kaitannya tol laut,” papar Hugua mulai mengutarakan gagasannya.

Jalur laut ini merupakan modal utama dalam pemanfaatan untuk meningkatkan ekonomi dalam pemasaran hasil pertanian maupun mendistribusikan barang keluar daerah Sulawesi Tenggara.

“Untuk melancarkan pendistribusian maka penggunaan pelabuhan harus diperhatikan, seperti Pelabuhan Wakatobi, Lameruru, dan juga pelabuhan yang ada di Konawe Utara, pelabuhan yang ada di Baubau.
Untuk mengangkat pemasaran lebih luas dari hasil pertanian masyarakat Muna, maka pemanfaatan pelabuhan seperti Tondasi untuk outlet ke pelabuhan Bira di Makassar. Lalu untuk Pelabuhan Kolaka harus dimaksimalkan pemanfaatannya untuk menghubungkan dengan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat,” rincinya.

Ketua PDIP Sultra ini juga yakin, jika peluang-peluang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, yang mana wilayah Sultra (Wakatobi) diapit antara Laut Flores dan Laut Banda di tengahnya, merupakan kekuatan besar yang sangat potensial. Sultra harus bisa mengkoneksikan dalam kerangka bisnis untuk hasil pertanian, perkebunan dan juga pariwisata.

“Masyarakat Sultra dalam komposisinya memiliki sekitar 70 sampai 80 persen pada sektor pertanian. Pemerintah harus mendorong bagaimana potensi pertanian dari primer menjadi sekunder atau tersier. Dengan anggaran APBD, petani tidak hanya diberikan pupuk, namun juga pemerintah harus menstimulasi, pengeleloaan dari barang mentah menjadi setengah jadi, atau barang jadi. Berarti di dalamnya ada nilai jasa, sehingga dapat menyerap tenaga kerja atau mengurangi pengangguran sehingga lompatan ekonomi Sultra dapat meningkat,” paparnya.

Mantan Bupati Wakatobi dua periode ini juga menargetkan pada sektor pariwisata, menarik wisatawan hingga satu juta pada 2019-2020. Sebab pada tahun 2019-2020 kunjungan wisatawan di Indonesia akan mencapai dua puluh juta.

“Sebab wisatawan di Wakatobi saja sampai lima ratus ribu, sementara itu APBD Wakatobi mencapai dua puluh koma triliun,” ungkap Hugua yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Sultra ini.

Untuk itu, Hugua menggagas kolaborasi semua sektor, dari pertanian hingga pariwisata dan juga membangun infrakstruktur, maka dia yakin hasilnya ekonomi Sultra akan terangkat.

 

Laporan: Ali Akbar

  • Bagikan