HUT PWRI, Antara Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan dan Dukungan Pembangunan Garbarata

  • Bagikan
Peringatan HUT PWRI ke-57 dirangkaikan dengan sosialisasi BPJS Kesehatan. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Peringatan HUT PWRI ke-57 dirangkaikan dengan sosialisasi BPJS Kesehatan. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Sulawesi Tenggara memperingati hari ulang Tthun (HUT) ke -57 di aula LPMP Sultra, Jumat (6/9/2019). Kegiatan tersebut dirankaikan sosialisasi BPJS Kesehatan sekaligus diskusi tentang PWRI siap mendukung program Pemerintah Provinsi Sultra dengan pendekatan Garbarata.

Ketua PWRI Sultra, Yusran A. Silondae, mengatakan dalam kegiatan tersebut sengaja diundang BPJS Kesehatan untuk memberikan sosialisasi kepada anggota PWRI karena aturan di BPJS Kesehatan ini seringkali mengalami perubahan-perubahan, supaya perubahan itu bisa diketahui pensiunan ASN.

Apalagi, katanya, rata-rata anggota PWRI ini sudah masuk kategori usia lanjut dan masalah kesehatan itu sangat penting bagi mereka diusianya saat ini.

“Sengaja kita hadirkan BPJS Kesehatan ini, sebab bagi kami masalah kesehatan itu sangat penting sekali, kan kita tau pensiunan itu rata-rata usianya itu sudah di atas 58 tahun, artinya pada usia itu sudah mulai sakit-sakit atau fisik sudah mulai menurun, makanya penting untuk mengetahui perkembangan BPJS Kesehatan itu,” kata Yusran usai peringatan hari lahir PWRI, Jumat (6/9/2019).

Menurutnya, perubahan yang terjadi di BPJS Kesehatan yang mengalami kenaikan iuran asuransi merupakan masalah bagi pensiunan ASN termasuk masyarakat pada umumnya. Sebab kenaikan itu tidak sedikit, sehingga itu masyarakat harus mengorek isi kantongnya.

“Terkait kenaikan iuran BPJS Kesehatan, ini yang jadi masalah saat ini, kita tau sendiri pensiunan ini pendapatannya tinggal seberapa, tiba-tiba ada kenaikan-kenaikan seperti ini, meskipun katanya hanya diberikan kepada peserta mandiri, tapi kan ini setengah mati juga masyarakat bayar, bayangkan saja kalau misalnya dalam satu keluarga itu harus bayar sampai 600 ribu itu bukan uang yang sedikit bagi masyarakat,” jelas mantan anggota DPD RI ini.

Sebelum perayaan HUT PWRI ini, bebernya, pihaknya juga sudah melakukan kegiatan-kegiatan lain bersama mitranya, seperti sosialisasi tentang kebijakan baru Taspen yang dilangsungkan di Kota Baubau bersama pensiunan.

“Kan asuransi Taspen ini sekarang tidak lagi melalui bank tapi sudah menggunakan kartu ATM, itulah yang kita sosialisasikan kepada anggota pensiunan ASN di sana, lain dengan hari ini sosialisasi tentang jaminan sosial kesehatan, karena itu saja kegiatan yang bisa kita lakukan karena kita sesuaikan dengan kemampuan fisik teman-teman,” katanya.

Menyikapi kaitannya dengan tema HUT PWRI kali ini tentang dukungan terhadap proses kelanjutan pembangunan di Sultra, dirinya menilai PWRI patut memberikan dukungan terhadap apa yang sudah dilakukan pemerintah saat ini.

Pasalnya, tidak bisa dipungkiri apa yang dilakukan pemerintah provinsi saat ini merupakan kelanjutan dari pondasi pembangunan yang sudah dirancang oleh anggota PWRI saat ini atau pensiun ASN yang ada di Sultra.

“Sebab bagaimana, anggota PWRI ini merupakan pelaku-pelaku pembangunan sebelumnya, kita tau apa yang dilakukan pemerintah provinsi saat ini melalui program pendekata Garbarata, tidak bisa dilepaskan dengan apa yang sudah dilakukan oleh pendahulu-pendahulunya, siapa pendahuluan itu? merekalah termasuk pensiunan ini,” akunya.

“kenapa kata siap mendukung, harapan kita proses pembangunan itu tidak bisa terputus, masa pembangunan yang begitu besar yang sudah diletakkan oleh pendahulu-pendahulu sebelumnya justru terputus, jadi kewajiban kita mendukung bagaimana ini bisa terus berkelanjutan,” pungkasnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan