Hydrant Minim di Kendari

  • Bagikan
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari, Junaidin Umar. (Foto: Maykhel Rizky/SULTRAKINI.COM)
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari, Junaidin Umar. (Foto: Maykhel Rizky/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Optimalisasi pengadaan pompa kebakaran (hydrant) masih minim di Provinsi Sulwesi Tenggara, khususnya wilayah Kota Kendari. Dinas Pemadam Kebakaran pun mengakui setidaknya dua hambatan utama untuk pengadaan fasilitas darurat tersebut.

Sebagaimana fungsinya, hydrant memang belum digunakan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari. Sejauh ini, pihaknya baru menggunakan mobil kebakaran untuk menjangkau lokasi kebakaran. Hydrant inilah yang memudahkan petugas pemadam menjangkau pusat api. Itulah sebabnya salah satu lokasi pengadaan hydrant berada di lorong-lorong atau gang-gang sempit yang padat permukiman.

“Terkait penggunaan hydrant memang belum pernah kami gunakan sejauh ini karena ada beberapa kendala, antaranya tidak ada koordinasi antara Pemprov dengan Damkar dalam hal pemasangan, karena itu perlu diketahui bagaimana masuknya selang dan titik mana yang perlu dipasangkan (hydrant),” jelas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari, Junaidin Umar, Selasa (19/2/2019).

Hydrant merupakan terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran di jalur sempit. Benda berwarna merah ini berfungsi mempermudah proses pemadaman api oleh petugas pemadam kebakaran, sehingga fasilitas tersebut wajib diadakan di ruang publik.

Namun tidak semua warga mendukung pengadaan fasilitas tersebut, meski fungsinya sangat penting di lingkungan masyarakat.

Junaidin mengaku, sejumlah masyarakat kurang merespon adanya hydrant di permukiman mereka. Bahkan terkesan keberatan sehubungan jalur selang hydrant yang akan dilewati.

“Jadi masyarakat tidak merespon, biasa juga keberatan dengan jalur selang hydrant atau selang yang kita pakai ketika sedang lakukan pemadaman yang melewati jalur rumahnya, kadang kalau di gang-gang kita harus berputar berkelok-kelok padahal harusnya cuma 20 meter saja kita lurus,” ucapnya.

Pentingnya fasilitas ini diharapkannya bisa maksimal. Artinya, pengadaannya didukung Pemprov dan masyarakat. Sebab, hinggal kini jumlahnya masih minim khusus di Kota Kendari.

Sedikitnya titik terdapatnya hydrant tersebar di Kemaraya, Mandonga, dan Wuawua. Namun jumlahnya belum diketahui. Salah satu titik adanya hydrant, yaitu Lorong Valentine, Kecamatan Kadia, Kota Kendari.

“Harapan saya kedepannya, masyarakat ikut terus mendukung baik dalam upaya penanggulangan maupun pencegahan (kebakaran),” tambahnya.

Data dihimpun Sultrakini.com (19/2/2019), kasus kebakaran di 2016 hingga 2018 meningkat dari 115 kasus menjadi 153 kasus dengan total kerugian Rp 4.236.000.000. Sementara 71 kasus, di antaranya jenis kebakaran lahan, kebun, dan alang-alang yang diakibatkan oleh pembakaran sampah sembarang dan musim kemarau.

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari telah memiliki 10 mobil pemadam kebakaran. Namun yang berfungsi tujuh unit untuk operasi tersebut.

Laporan: Maykhel Rizky
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan