Ibukota Bombana Terendam Banjir, Bukti Kegagalan Tafdil-Masyura

  • Bagikan
Banjir yang menggenangi sebagian ibukota Kabupaten Bombana membuat warga resah, sehingga pemerintahan Tafdil-Masyura dinilai gagal. Foto: Badar/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: BOMBANA – Sebagian wilayah Ibukota Kabupaten Bombana dilanda banjir pada Kamis (11/2/2016) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita.Banjir menerjang dua kecamatan, yakni Rumbia dan Rumbia Tengah. Akibatnya, puluhan rumah warga terendam air setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa.Sejumlah perabot dan elektronik milik warga dilaporkan rusak akibat rendaman air. Banyak warga tidak sempat menyelamatkan perabotnya sebab air masuk secara tiba-tiba dan terjadi tengah malam, ketika warga tengah lelap tidur.Di Kecamatan Rumbia, dua kelurahan yakni Lampopala dan Doule tidak luput dari banjir. Sementara Kecamatan Rumbia Tengah, terjadi di sekitar Kelurahan Kampung Baru.Diduga, penyebab banjir akibat guyuran hujan dan meluapnya air selokan ibukota. Diperkiran hujan turun sekitar pukul 00.10 Wita. Dua jam berikutnya, sekitar pukul 02.00 Wita, air mulai tergenang dan memasuki rumah warga.”Hujan turun dengan deras. Tidak lama air tiba-tiba masuk ke rumah. Semua perabot rumah tidak sempat diselamatkan,” ujar Rasni warga Kampung Baru.Dia mengaku tidak tidur semalaman. Sebab air yang merendam rumahnya, berangsur surut ketika pukul 04.00 hingga pukul 08.00 Wita. “Bagaimana mau tidur, air masih genangi lantai kami. Nanti pagi ini, baru air perlahan surut,” tukasnya saat ditemui media ini Kamis.Sambil membersihkan rumahnya, ibu dua anak ini menceritakan genangan air masuk ke rumah ketika meluapnya drainase. Apalagi sejumlah selokan di Kelurahan Kampung Baru tersebut didesain sangat sempit oleh pemerintah.”Drainasenya sangat sempit. Sehingga hujan sedikit saja, air cepat meluap. Apalagi saat ini pemerintah lagi menimbun laut. Sehingga air dari atas tertahan di wilayah pemukiman. Apalagi ketika air laut lagi pasang,” ujar Rasni.Tidak cuma itu, warga juga kesal ketika pekerjaan drainase diatas pemukiman yang padat penduduk ini tidak dilanjutkan lagi. “Air dari gunung itu menyebar. Sebab ada drainase diatas itu terputus. Ini yang membuat air leluasa menyusuri sawah dan masuk ke wilayah pemukiman penduduk,” ujar H. Ambotang, warga Kampung Baru.Banjir yang melanda wilayah jantung ibukota ini, laksana derita tahunan. Tiap musim hujan tiba, ibukota selalu dibuat tidak lelap dan nyaman. “Ini kegagalan pemerintahan Tafdil-Mashura dalam membenahi kota. Aneh ya, sudah memasuki periode akhir, tapi sekedar menangani urusan banjir, mereka tidak mampu,” ujar Fadly Lasama, warga Rumbia.Ketua Lembaga Gerbang Mas Bombana ini, menilai Pemkab Bombana tidak tangkas dan terkesan membiarkan persoalan banjir ini.”Sederhana menilainya, yang pertama itu ketika mengetahui warganya banjir tapi tidak ada uluran bantuan dari pemerintah. Kedua, tidak ada gerak untuk mengantisipasinya. Contohn kecilnya, sudah tahu bahwa area ibukota itu rawan banjir, tapi sengaja membuat drainase sempit. Ini kan lucu dan membingungkan. Bahkan ada laporan masyarakat bahwa ada pekerjaan selokan diatas pemukiman warga yang tidak dilanjutkan lagi. Ini sungguh mengecewakan masyarakat ibukota,” tutupnya.Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan