Imbas Kelalaian Perawatan Masa Tuntut Direktur BLUD RS Konawe Dicopot, Sekda Konawe: Manajemen Akan Dievaluasi

  • Bagikan
Puluhan masa aksi berunjuk rasa di depan Rumah Sakit Konawe, menyusul dugaan malpraktik terhadap pasien bayi, (Foto: Andi Nur Aris. S/SULTRAKINI.COM)
Puluhan masa aksi berunjuk rasa di depan Rumah Sakit Konawe, menyusul dugaan malpraktik terhadap pasien bayi, (Foto: Andi Nur Aris. S/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Puluhan masa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa, aktivis, dan masyarakat Konawe berunjuk rasa di depan RS Konawe, sekitar pukul 10.00, Kamis (10/6/2021). Unjuk rasa ini menuntut agar Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit (RS) Konawe, dr. Agus Lahida, dicopot dari jabatannya  

Tuntutan itu ditengarai akibat dari tindakan malpraktik atau kelalaian perawatan terhadap salah satu pasien yang lakukan pihak RS Konawe terhadap bayi berumur 1 bulan 6 hari bernama hingga kehilangan tulang hidungnya.

Massa yang berorasi, tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Tobeu, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) sempat mengakibatkan arus lalu lintas arah Kolaka-Kendari dan sebaliknya terganggu.

Koordinator Masa Aksi, Aljan Indraprasta dalam orasinya mendesak agar Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RS Konawe, dr Agus Lahida mundur dari jabatannya dan meminta pihak RS bertanggung jawab terhadap korban.

“Kami minta direktur mundur dari jabatannya,” ujar Aljan.

Ia menegaskan, bahwa gerakan ini akan terus berlanjut dan akan terus berjuang hingga Bupati dan Wakil Bupati Konawe mencopot dr. Agus dari jabatannya.

“Hari ini yang kami inginkan adalah untuk mencopot dr. Agus sebagai Direktur BLUD RS Konawe dan mengeluarkan dokter serta perawat yang melakukan perawatan terhadap anak tersebut,” tegas Ketua PUSPA Konawe.

(Baca juga: Bayi Berusia Sebulan Kehilangan Tulang Hidung, Diduga Akibat Kelalaian Perawatan di RS Konawe)

Menanggapi hal itu, Sekretaris daerah (Sekda) Konawe, Ferdinand Sapan yang menemui masa aksi menuturkan bahwa kalau ada kesalahan profesional dalam penanganan, maka pihak siap bertanggung jawab secara profesional.

“Kalau itu ada kelemahan manajemen didalam berarti yang bertanggung jawab lembaga. Saya tidak mau kasus seperti ini terulang kembali,” ujar Sekda Konawe.

Lanjut Sekda Konawe, dalam konteks medis ada masalah komplikasi terhadap bayi itu sehingga membutuhkan penanganan. Penanganan awal yang dilakukan tidak mampu menolong bayi itu, sehingga ditingkatkan penanganannya dengan menggunakan alat-alat yang besar kapasitasnya. Namun, konsekuensi alat-alat itu berdampak pada degradasinya bagian tubuh dari bayi itu.

“Posisi pemerintah daerah Konawe, sudah pasti bertanggung jawab pada bayi itu. Tapi melihat kondisi bayi itu pulih dulu, kemudian dilakukan tindakan medis apakah bayi itu kita operasi untuk memulihkan kondisi awalnya,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, akan melakukan evaluasi terhadap proses manajemen yang ada di RS Konawe, untuk memperbaiki tingkat pelayanan sehingga apa yang diharapkan masyarakat bisa tercapai.

“Tuntutan kalian saya terima dalam konteks informasi, tugas saya sekarang melakukan evaluasi terhadap semua ini. Tuntutan ini sudah dalam tahapan tindak lanjut,” tutup Sekda Konawe. (B)

Laporan: Andi Nur Aris. S
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan