Impor Sultra Februari 2020 Naik 58,61 Persen

  • Bagikan
Grafik Pergerak Impor Sultra Februari 2020. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) nilai impor Sultra pada Februari 2020 tercatat US$146,25 juta atau mengalami kenaikan sebesar 58,61 persen dibanding impor Januari 2020 yang tercatat US$92,20 juta. Sedangkan, volume impor pada Februari 2020 tercatat 337,51 ribu ton atau naik 50,04 persen dibanding impor Januari 2020 yang tercatat 224,94 ribu ton.

Kepala BPS Sultra, Muhammad Edy Mahmud mengatakan selama periode Januari 2019 – Februari 2020, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada November 2019 dengan nilai mencapai US$341,77 juta dan terendah tercatat di Maret 2019 yaitu US$28,75 juta. Sementara itu, volume impor tertinggi tercatat pada November 2019 yang mencapai 1.707,17 ribu ton dan terendah di Januari 2019 dengan volume 38,99 ribu ton.

Impor Sultra Februari 2020 didominasi oleh kelompok komoditi mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai US$40,38 juta (27,61 persen) dan diurutan kedua adalah kelompok komoditi Bahan Bakar Mineral dengan nlai US$40,27 juta (27,53 persen).

“Kenaikan terbesar impor Sultra Februari 2020 dibanding Januari 2020 terjadi pada kelompok komoditi Besi dan Baja senilai US$16,12 juta (12.180,84 persen),” ujar Edy, Rabu (1/4/2020).

Impor Sultra Februari 2020 mengalami kenaikan sebesar 58,61 persen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh kenaikan impor terbesar dari Negara Tiongkok senilai US$30,06 juta atau 47,50 persen.

“Dari sisi peranan terhadap total impor Januari-Februari 2020, Tiongkok merupakan negara asal
barang utama terbesar dengan nilai impor US$156,62 juta (65,68 persen), diikuti Australia dengan
nilai US$48,23 juta (20,23 persen), dan Singapura dengan nilai impor US$16,24 juta (6,81 persen),” ungkap Edy.

Peranan ketiga negara asal barang utama tersebut mencapai 92,72 persen dari total impor Sulawesi
Tenggara pada Januari-Februari 2020.

Menurut golongan penggunaan barang, selama Februari 2020 golongan bahan baku/penolong
memberikan peranan terbesar yaitu 73,90 persen dengan nilai US$108,08 juta.

“Selama Januari-Februari 2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor
barang konsumsi mengalami kenaikan sebesar US$0,37 juta (220,36 persen), bahan baku/penolong mengalami kenaikan sebesar 175,96 persen atau senilai US$107,38 juta dan barang modal naik 231,05 persen atau senilai US$48,51 juta,” terangnya.

Nilai neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara Februari 2020 mengalami defisit sebesar
US$45,60 juta. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan Sulawesi Tenggara Januari-Februari
2020 mengalami surplus US$30,70 juta.

Kondisi tersebut sejalan dengan periode yang sama tahun
lalu (Januari-Februari 2019), dimana nilai neraca perdagangan Sulawesi Tenggara mengalami surplus
US$114,16 juta.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan