Indonesia “Kebal” Virus Corona?

  • Bagikan
Penanganan medis pasien Corona. (Foto: parstoday.com)

SULTRAKINI.COM: Lebih dari 25 negara dilaporkan terkonfirmasi adanya infeksi virus Corona. Ganasnya virus ini membuat 1.013 orang meninggal dunia dan total kasus infeksi virus Corona sebanyak 42.763 kasus hingga Senin (10 Februari 2020). Namun, hingga kini Indonesia dilaporkan masih “kebal” virus mematikan tersebut.

Penelitian dari para ahli Harvard sempat menggemparkan warganet bahwa Indonesia mungkin telah terinfeksi virus Corona.

Asumsi para ahli bahwa mungkin berarti virus sebenarnya telah menyebar, tetapi tidak terdeteksi. Sehingga ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.

Ahli Epidemiologi Marc Lipsitch di Harvard TH Chan Scool of Public Health, mengatakan asumsi adanya kemungkinan virus telah masuk di Indonesia dengan memperkirakan jumlah rata-rata penumpang pesawat yang terbang dari Wuhan ke kota-kota lain di dunia. Semakin banyak penumpang, berarti ada kemungkinan penularan kasus virus Corona.

Penelitian tersebut merupakan satu dari tiga penelitian terbaru yang mengatakan virus mungkin telah sampai di Indonesia.

“Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengharapkan telah melihat beberapa kasus,” ujarnya dilansir dari Kompas.com, Selasa (11/2/2020).

Terkait Indonesia “kebal” virus Corona juga diutarakan oleh Dokter Spesialis Paru, Erlina Burhan. Menurutnya, faktor yang dianggap masyarakat Indonesia tidak berisiko tinggi mengidap novel coronavirus (nCov) adalah faktor iklim.

“Virus akan mati dalam kondisi panas. Kalau virus Corona berada di udara dan kena panas, harusnya mati. Itulah sebabnya risiko di Indonesia lebih rendah,” ucap Erlina, Kamis (30/1/2020) dilansir dari Tempo.co.

Pola makan orang Indonesia juga diduga ikut mempengaruhi. Erlina mengatakan, orang Indonesia terbiasa mengkonsumsi makanan yang sederhana, dalam artian daging yang dikonsumsi seperti kambing, ayam, sapi, ikan. Termasuk mengkonsumsi makanan matang. Tidak seperti di China, banyak masyarakatnya mengkonsumsi daging mentah dan sebagainya.

“Berbeda dengan di China atau negara Asia lain, mereka makannya yang besar-besar, seperti ular atau kelelawar yang bisa membawa virus Corona. Daging yang mentah itu dingin dan virus suka tinggal di sana. Kalau dimasak, kena panas akan mati,” jelasnya.

Virus Corona dikabarkan sensitif terhadap lingkungan yang ekstrem panas. Sebab, virus akan mati dalam suhu 56 derajat celsius. Sehubungan virus akan mati di iklim tropis seperti Indonesia, kabarnya belum ada bukti ilmiahnya.

Suhu tropis dikatakan Prof. Amin Soebandrio berada dikisaran 30-34 derajat celcius dan paling tinggi sekitar 40an derajat celcius. Sementara suhu tubuh manusia berada dikisaran 36-37 derajat celcius, artinya virus masih bisa hidup.

Di satu sisi, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan sejumlah kondisi yang menyebabkan Indonesia tidak ikut terwabah virus Corona. Hal tersebut bukan karena Indonesia sepenuhnya terbebas dari kuman, tetapi hal ini berkaitan dengan daya tahan tubuh masyarakatnya.

“Saya enggak yakin kalau (Indonesia) enggak ada kuman, kumannya mungkin sudah ada, tapi orang Indonesia lebih sehat,” ucap Anung, Kamis (30/1/2020).

Anung menambahkan, masyarakat Indonesia harus terus menjaga daya tahan tubuh. Imunitas yang kuat didapat dari gaya hidup yang sehat.

Dilansir dari CNN pada Senin (10/2/2020), sebanyak 1.013 orang dinyatakan meninggal akibat virus Corona di Provinsi Hubei. Jumlah ini menambah daftar dampak wabah Corona di daratan China yang mencapai 1.011 kasus.

Otoritas Hubei mengkonfirmasi tambahan kasus baru sebanyak 2.097 infeksi virus di Hubei pada (10/2). Tambahan ini membuat total kasus virus Corona di wilayah tersebut meningkat sebanyak 31.728 kasus.

Lebih dari 25 ribu pasien telah dibawa ke rumah sakit di Hubei, termasuk 1.298 di antaranya berada dalam kondisi kritis. Dari jumlah tersebut, sebanyak lebih dari 2.000 pasien telah disembuhkan dan keluar dari rumah sakit.

Di luar China, lebih dari 300 kasus dikonfirmasi, termasuk 12 kasus di Amerika Serikat.

Data real time yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, total kasus virus Corona terkonfirmasi di seluruh dunia sebanyak 42.763 kasus dengan 3.946 kasus pasien yang sembuh.

Laporan: Nurul Sadrina Sari
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan