Indonesia Maritime Challenge, Jadikan Wisata Pantai Sembilan Makin Mendunia

  • Bagikan
Indonesia Maritime Challenge, Jadikan Wisata Pantai Sembilan Makin Mendunia

SULTRAKINI.COM:SUMENEP – Panorama Pantai Sembilan, Desa Bringsang, Kecamatan Gili Genting, Sumenep, selalu menjadi daya tarik para wisatawan untuk menikmati keindahannya dan mengeksplorenya habis-habisan.

Ada saja cara wisatawan baik sendiri maupun secara berkelompok melakukan aktivitas ketika melihat keindahan Pantai Sembilan. Seperti yang dilakukan para Mahasiswa Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS). Sejak 5 Agustus hingga 18 Agustus nanti mereka mengelar kegiatan  Indonesia Maritime Challenge (IMC). 

Pesertanya 160 mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi di tanah air. ‘’Kegiatan ini sudah memasuki tahun ke tiga. Untuk tahun ini kami tempatkan di Pantai Sembilan, Pulau Giligenting,’’ kata Haikal Halim, Ketua Panitia IMC, Selasa (15/8). 

Menurut Haikal, jumlah peserta yang turut ambil bagian pada IMC tahun ini sebanyak 160 mahasiswa. IMC  merupakan sebuah event kemaritiman yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Maritime Challenge dengan berbagai sub event yaitu Seminar Maritim, Seamanship Contest, Innovation Competition dan masih banyak lagi. 

Tujuannya untuk mengembalikan semangat para pemuda Indonesia pada sektor maritim. Selain itu event Indonesia Maritime Challenge juga bertujuan mempromosikan daerah tempat event ini dilaksanakan supaya masyarakat Indonesia sadar betapa negara ini sangat kaya dan potensial, namun secara pengelolaan masih belum maksimal. 

‘’Karena kami tahu, Pulau Giligenting ini merupakan salah satu destinasi wisata bahari terbaik di Jatim, maka kami mencoba mengeksplore kawasan ini,’’ jelasnya. 

Sejak 5 Agustus lalu, para peserta sudah mendarat ke Giligenting. Pada gelaran ini, dilakukan berbagai aktivitas seperti lomba dayung menggunakan kapal yole d’bantry, kemudian pengetahuan mengenai kepelautan. Mereka berlatih tentang latihan ropework, sailing, navigasi dan rowing man over boat dan boat building. 

Selain untuk meningkatkan pengetahuan dalam bahari, juga untuk mengeksplore wisata bahari dan meningkatkan kepariwisataannya yang diasuh Profesor Daniel M Rosyid,  Dekan Fakultas Teknik Kelautan ITS.

Pada gelaran ini, para peserta yang mewakili 9 perguruan tinggi di tanah air diantaranya mengikuti lomba Rowing Race. Yakni, uji ketangkasan dalam hal mendayung pada lintasan lurus. Tim yang seluruh badan kapalnya lebih dahulu melewati garis finish dinyatakan sebagai pemenang kategori ini.

Kemudian pada kategori lomba navigasi, peserta lomba dituntut memiliki kemampuan navigasi. 

Seperti kemampuan untuk menentukan posisi suatu objek ataupun perahu dalam derajat, bujur dan juga lintang. Serta kemampuan dalam menggunakan kompas dan hal-hal lain yang mendukung dalam navigasi. Tim yang kesalahannya paling sedikit dalam menentukan posisi saat dilaut dinyatakan sebagai pemenang.

Ada pula lomba boat building. Yakni  lomba kemampuan tiap tim dalam pembuatan kapal sederhana dengan kapasitas satu orang dan akan dilombakan dengan tim lain. Lomba ini dilaksanakan selama event berlangsung dan bahan pembuatan kapal disediakan oleh panitia. Tim yang kapalnya bisa memasuki garis finish terlebih dahulu dinyatakan sebagai pemenang.

Sedangkan lomba sailing race, merupakan jenis  lomba layar dalam suatu track race berbentuk segitiga. Dalam lomba ini, kemampuan kapten membaca arah angin sangat diperlukan dan tim yang seluruh badan kapalnya melewati garis finish dinyatakan sebagi pemenang kategori ini.

Ada pula lomba ropework. Lomba kecakapan dalam membuat tali-temali dan penjelasan fungsi praktisnya. Indikator dalam kategori ini adalah kecepatan, ketepatan, dan kerapian tali-temali yang dibuat.

Selain itu ada pula lomba dengan sebutan man Overboard. Lomba ketangkasan dalam menyelamatkan salah seorang kru lawan yang menceburkan diri ke laut lalu mengembalikan kru tersebut ke dalam perahu secepat dan seaman mungkin. Tim yang seluruh badan kapalnya melewati garis finish dinyatakan sebagai pemenang kategori ini.

Sementara itu Kades Bringsang, Mohammad Sutlan, mengaku senang dengan even IMC ini. ‘’Dengan adanya even ini, pantai sembilan makin terkenal. Karena yang datang kan dari mana-mana,’’ katanya. 

Menurut Sutlan, masyarakat Desa Bringsang selalu terbuka untuk penyelenggaraan even yang mampu mencuatkan nama pantai sembilan sebagai destinasi wisata bahari. 

‘’Acara IMC ini bukan acara biasa,  tapi luar biasa dengan tujuan yang baik untuk memperkenalkan pantai dan pulau di kawasan Pulau Giligenting. Sekarang dengan adanya aktivitas ini, Pulau Giligenting makin terkenal,’’ pungkasnya.

Menpar Arief Yahya membenarkan pilihan mahasiswa untuk mempromosikan destinasi-destinasi eksotik yang selama ini belum tercover oleh media. “Dengan kegiatan itu akan terangkat pula destinasi itu ke public. Apalagi kalau para mahasiswa mau memposting wisata bahari itu melalui media sosial? Akan semakin mendunia,” kata Arief Yahya. 

Arief Yahya menegaskan, natural resourches dan cultural resourches negeri ini selalu top twenty dunia. Price competitiveness Indonesia selalu top five dunia. “Artinya dengan US Dollar yang sama akan mendapatkan manfaat yang lebih banyak,” ungkap dia. 


Kemenpar RI

  • Bagikan