Iring-Iringan Konvoi Partai Hanura Muna Tabrak Dua Warga

  • Bagikan
Kondisi korban Marlin saat dirawat di UGD RSUD Muna. Insert: hasil rotgen tulang paha Waode Mariama yang patah. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM).
Kondisi korban Marlin saat dirawat di UGD RSUD Muna. Insert: hasil rotgen tulang paha Waode Mariama yang patah. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: MUNA – Iring-iringan konvoi DPC Partai Hanura Muna yang sedang melakukan kampaye terbuka menabrak dua warga Kecamatan Napabalano, Senin (1/4/2019).

Insiden tersebut terjadi sekira pukul 11.00 Wita, saat Marlin (34) warga Kelurahan Napabalano yang berprofesi sebagai tukang ojek membonceng penumpangnya Waode Mariama (40) warga Desa Pentiro dari arah jalan poros Tampo-Raha berpapasan dengan iring-iringan konvoi DPC partai Hanura Muna dari arah berlawan tepatnya di lokasi Cagar Alam Napabalano.

Salah satu kerabat korban, Rahmat, mengatakan Marlin yang menyadari adanya konvoi tersebut langsung menepi di pinggir badan jalan, tiba-tiba salah satu iring-ringan konvoi mobil pic up warna hitam berusaha menyalip dengan kecepatan tinggi menabrak korban hingga terpental.

Akibatnya Marlin mengalami luka cidera cukup serius pada bagian wajah, serta bagian tubuh lainnya terdapat luka-luka, sedangkan Waode Mariama mengalami patah tulang paha sehingga harus dirujuk ke RSU Kendari.

“Mereka sempat dirawat di puskesmas tapi karena luka keduanya parah terpaksa dilarikan kesini (RSUD Muna) untuk mendapatkan penanganan lebih intensif,” ujar Rahmat saat ditemui SultraKini.com di RSUD Muna.

Sementara itu, kerabat korban lainnya, Yasin mengaku sangat menyangkan sikap dari Ketua DPC partai Hanura Muna, Saimuna, saat datang ke RSUD Muna yang terkesan tidak memiliki itikat baik sebagai bentuk tanggung jawab atas insiden yang dialami kedua korban. Sebab kedatangannya yang tidak sampai sejam itu hanya meminta agar keluarga korban mau diatur damai dan tidak melaporkan ke pihak berwajib.

“Tidak ada pertanyakan kondisi kedua korban atau setidaknya membantu memvasilitasi agar segera ditangani oleh dokter, hanya berulang kali meminta agar tidak dilaporkan ke polisi, kita pihak keluarga jadi bingung, itupun hanya om saya (korban) yang dia (Saimuna) datangi sedangkan korban yang dibonceng tidak,” keluh Yasin.

Kekesalan Yasin bertambah saat mengetahui, kampanye DPC Partai Hanura Muna saat itu tidak mengantongi izin dari pihak penyelenggara Bawaslu Muna apalagi berdasarkan pengetahuannya bahwa iring-iringan konvoi saat berkampanye tidak diperbolehkan.

“Tadi dua orang dari Bawaslu datang menyampaikan tidak ada izin karena Hanura tidak bersurat ke Bawalu. Izinnya cuma dari Polres Muna itupun jadwalnya pukul 15.00 wita dalam bentuk kampanye bukan konvoi, sementara tabrakan baru pukul 11.00 Wita,” ungkapnya.

Laporan: Arto Rasyid
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan