Islam Mengentaskan Krisis Air Bersih

  • Bagikan
Sabicha S.Pd.Foto:ist

Hampir sepekan bangsa Indonesia  merayakan euforia hari kemerdekaan yang jatuh pada bulan Agustus ini. Setiap tahun kemeriahan dalam menyambut hari kemerdekaan selalu membuat masyarakat antusias. Berbagai perlombaan pun diselenggarakan di banyak wilayah Indonesia, dari mulai balap karung, panjat pinang, makan kerupuk sampai tarik tambang tak luput dari kemeriahan. Berbagai pernak penik di perjual belikan untuk menambah semangat kemerdekaan.

Di saat kita merayakan euforia kemerdekaan, apakah kita mengenang bagaimana jasa pahlawan kita dalam memperjuangkan kemerdekaan ini hingga kita benar-benar berada di kondisi yang sekarang ini? Apakah pernah pahlawan kita merayakan kemerdekaan dengan hal-hal yang tak masuk akal seperti itu ? tentu saja tidak! Lantas apakah kita harus berbangga?

Banyak orang yang sudah mersa merdeka dengan kehidupan sekarang menurut versi beberapa orang, karena mereka merasa bahwa kehidupan mereka berkecukupan. Dan tidak perlu lagi merasa risau atau cemas dengan masalah yang sedang membelenggu saudara-saudara mereka.

Sudah 73 tahun Indonesia terlepas dari penjajahan dan kita sudah merasa merdeka. Di tengah perayaan kemerdekaan sekelumit masalah banyak yang kita jumpai dan kita temukan di berbagai wilayah indonesia. Dari mulai masalah kecil hingga masalah besar pun tak luput dari mata kita. Dengan masalah yang ada selayaknya kita pantas bertanya, Apakah sebetulnya arti kemerdekaan hakiki itu? Betulkah kita sudah benar-benar merdeka? Betulkah kita sudah terbebas dan terlepas dari segala bentuk penjajahan?.

Sebelum bangsa Indonesia merayakan euforia kemerdekaan,  bangsa ini juga terlebih dulu mengalami kejadian luarbiasa yang menimpa saudara kita di Lombok. Bagaimana tidak dengan kekuatan tinggi menggoncangkan bumi Lombok tersebut. Akibatnya banyak korban jiwa dalam tragedi tersebut. Banyak kerugian yang juga dialami masyarakat Lombok, setelah hari kemerdekaan pun Lombok kembali diguncang gempa dan ditimpa badai dengan kekuatan yang cukup dahsyat.

Banyak  penaganan korban yang tidak sesuai dengan realita yang ada, contoh kecil saja adalah dalam pengadaan air bersih saja pemerintah tak mampu menyelesaikannya. Alhasil banyak masyarakat Lombok yang tidak mendapat akses air bersih.

Krisis air di Negeri yang kaya ini sudah hal biasa yang kita dengar. Hampir setiap tahun pasti ada daerah yang kekurangan sumber air bersih. Akibatnya mereka rela berjalan hingga berkilo-kilo mil jauhnya hanya untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Minimnya air bersih dan sarana MCK menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat Lombok, NTB. Sehingga masyarakat yang tinggal yang tenda-tenda darurat harus mencari air bersih ke lokasi yang jauh.

Selain itu, kondisi kekeringan kini tengah terjadi seperto di Kabupaten Lombok Urata dan Barat bagian Utara yang mayoritas berada di pegunungan. Sumur-sumur mereka menjadi dangkal karena getaran gempa ini menyebabkan sumurnya runtuh sehingga tetutupi pasir, hal ini mengakibatkan volume airnya sangat jauh berkurang. Liputan6.com

Kebutuhan air bersih bagi korban gempa menajdi fokus utama dalam penyelesaian masalah ini. Bagaimana tidak air adalah kebutuhan yang harus terpenuhi, karena air bersih sangat penting bagi kehidupan dan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan air bersih yang baik sangat mendesak, sebab bisa menjadi sumber penyakit bagi masyarakat atau korban gempa yang lain. Jika masalah krisis air bersih di area posko pengungsian tidak segera diatasai.

Dalam hal ini pemerintah harus tanggap dalam menuntaskan masalah krisis air bersih di area pengungsian. Agar secepatnya masyarakat dalam pengungsian bisa segera mendapat air bersih dan bisa mendapat kehidupan yang layak.

Hal serupa juga terjadi, yakni krisis air bersih melanda di sejumlah wilayah di Indonesia. Seperti yang terjadi di Jawa Tengah, daerah terparah yang mengalami krisis air bersih adalah di Prubalingga dan sragen. Dan juga krisis air bersih terus melanda wilayah Kabupaten Karawang, sudah hampir dua bulan terakhir masyarakat di sejumlah daerah mengalami kesulitan air bersih.

Daerah terparah yang mengalami krisis air bersih terjadi di wilayah Karawang Selatan. Seperti yang dialami warga desa Cigunungsari, Kecamatan Tegalwaru, Karawanag. Setiap pagi dan petang puluhan warga mengambil air di sebuah kubangan yang airnya keruh bercampur lumpur. Mereka tidak punya pilihan lain, setelah sumur mereka mengering sejak beberapa bulan terakhir karena kemarau. Merdeka.com

“sudah hampir dua bulan kondisinya begini, air ini kita gunakan untuk mandi dan mencuci. Tapi kami kasi tawas dulu biar tidak keruh.” Kata salah seorang warga Itoh, Minggu(19/8).

Warga terpaksa mengkonsumsi dan menggunakan iar kubanagan yang keruh, bau, dan bercampur lumut untuk mencukupi kebutuhan air dalam keluarga mereka. Dan untuk mendapatkan air bersih, warga juga terpaksa harus berjalan kaki sejauh dua kilometer. Dalam  hal ini harusnya pemerintah bersegera untuk menagani krisis air bersih. Karena warga sangat berharap ada bantuan dari pemerintah setempat dan pemerintah pusat. Apakah ini yang dikatakan merdeka menurut mereka ?

Seperti yang diberitakan oleh media REPUBLIKA.CO.ID. bahwa hal yang sama juga terjadi di Bekasi. Warga desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Mengeluhkan sulinta mendapatkan air bersih, krisis air bersih di Muara Gembong disebut waega sejak 1980 an.

Setidaknya ada 95 KK dari tiga RT yang mengalami krisis air bersih. Salah seorang warga Muara Gembong Arsiyah (45 tahun)  menuturkan, setiap dua hari sekali membeli 30 liter air bersih. “satu dirgen harganya Rp.6000, untuk kebutuhan masak, air hangat, kalau minum kami pakai air galon isi ulang.” Ujarnya saat berbicang dengan Republika.co.id, Kamis (2/8).

Hal di atas adalah sedikit gambaran dari banyaknya permasalahan tentang krisis air bersih yang dialami oleh bangsa kita ini, dari sekian banyaknya masalah, tidak ada satupun yang bisa diselesaikan secara tuntas. Malah semakin hari semakin menumpuk dan bertambah permasalahn, dan entah kapan masalah ini akan terselesaiakan.

Masalah ini tak akan selesai jika kita masih menganut sistem ekonomi kapitalis, air bersih yang seharisnya kita bisa konsumsi secara gratis tapi malah di perjual belikan penanganan dari pemerintahpun tidak maksimal tekaiat penyaluran air secara merata kepada seluruh daerah yang mengalami krisis air bersih ini.

Solusi Islam Mengentaskan Krisis Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan esensial bagi setiap makhluk hidup. Hal ini dikarenaan air berperan peting dalam metabolisme setiap makhluk hidup. Jumlah air bersih yang ada semakin menipis, dugaan ini yang mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Krisis air di Indonesia menjadi ironi karena sebagai negara yang kaya akan sumber air, harusnya indonesia memiliki sumber air yang melimpah. Namun kenyataannya, setiap tahun ada saja daerah yang mengalami krisis air bersih.

Krisis air bersih bukan semata-mata kejadian karean fenoma alam, tapi ini terjadi karena ulah dan perbuatan tangan manusia itu sendiri, kurangnya rasa syukur menjadi faktor dan fokus utama dalam kehidupan, karena ketika manusia kurang bersyukur atas apa yang telah Allah beri kepada kita maka kita akan merasa kurang dan kurang. Dan hasilnya adalah manusia akan mterus mencari sesuatu yang bisa membuat mereka merasa senang dan puas. Dan demi kesenangan sesat manusia pun rela menghalalkan segala cara hingga melanggar hukum syara’. Sehingga Allah murka dan mendatangkan musibah bagi manusia. Tujuannya adalah agar manusia mau berubah dan sadar dengan kesalahannya.

Dalam islam ada banyak solusi untuk mengentaskan masalah krisis air bersih hingga terselesaikan secara tuntas. Karena adanya kerja sama antara kepala negara dan seluruh anggota masyarakat, yaitu Negara bersama-sama masyarakat membnagun,merehabilitasi, dan memelihara jaringan irigasi. Termasuk waduk-waduk, dengan kincir air dan mesin penggerak air di sejumlah titik yang dibutuhkan untuk masing-masing wilayah di seluruh dunia. Negara bersama-sama masyarakat juga membangun dan memelihara konservasi lahan dan air.

Krisis air bersih yang disebabkan oleh kekeringan yang terjadi saat sekarang ini bisa saja teguran, peringatan, atau bahkan azab dari Allah SWT agar kita senantiasa instropeksi dan muhasabah diri kita. Hal yang patut kita renungkan adalah firman Allah SWT. Yang artinya adalah sebagai berikut: “jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatanya.” (Q.S al-A’raf:96).

Bencana yang datang silih berganti di negeri kita ini bisa jadi disebabkan karena negeri ini telah mendustakan ayat-ayat Allah SWT dan lebih memilih menerapkan hukum-hukum kufur kapitalis, liberalis. Karenanya negeri ini selalu di hadapkan dengan maslah yang tanpa ada solusinya , kalaupun ada solusi tersebut akan memunculkan masalah baru.

Oleh karena itu jika kita ingin mengembalikan pada keberkahan yang akan dilimpahkan Allah dari langit dan bumi, maka tiada hal lain selainkembali kepada syariah Allah. Karena hakikat kemerdekaan hakiki adalah saat kita terbebas dari belenggu yang menjajah fisik, harta, pemikiran, nyawa dan aqidah kita. Merdeka yang sebenarnya adalah saat jita mmengakui kita hanyalah hamba/budak dari Tuhan Alam Semesta, bukan yang lain.

Hanya dengan meraih keridhoan Allah maka kita akan tebebas dari kezdaliman di dunia maupun di akhirat.

Waallahu’alam Bi Shawab

Oleh : Sabicha S.Pd ( Guru Bahasa Arab Di MI Fikrul Mustanir sekaligus Pembina Tim Remaja Kreatif)

  • Bagikan