Islam Solusi Tuntas Tawuran Remaja

  • Bagikan
Risnawati, STP.

Remaja adalah tonggak peradaban masa depan. Berbagai ekspektasi dibebankan pada kaum muda ini, agar terjadi perubahan yang lebih baik. Sayangnya berbagai harapan itu seperti angan semata. Remaja saat ini identik dengan pacaran, geng motor, tawuran, narkoba.

Aksi tawuran pelajar kembali marak, dilansir dalam  Sultrakini.Com: Kendari – Tawuran antar pelajar Sekolah menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali terjadi pada Jumat (7/9/2018) siang.

Pantauan SultraKini.com, terlihat puluhan pelajar SMA konvoi menggunakan kendaraan roda dua sambil membawa balok kayu. Kelompok pelajar SMA tersebut diduga akan melakukan penyerangan terhadap pelajar SMK yang ada di jalan Ahmad Yani. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Namun Puluhan pelajar SMA itu lari kocar-kacir saat aparat kepolisian tiba di lokasi kejadian.

“Mereka sempat lari dan bersembunyi di salah rumah penduduk yang terletak di kompleks Perumnas Wuawua, Kendari. Namun, para pelajar SMA ini berhasil kita temukan dan langsung diamankan dan dibawa ke Polres Kendari,” ujar Kapolres Kendari, AKBP Jemmi Junaedi, saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (7/9/2018).

Kejadian ini begitu memprihatinkan, ketika remaja yang seharusnya sibuk dengan aktivitas mencari ilmu untuk bekal hidupnya malah sebaliknya bekal hidup yang diambil adalah budaya kekerasan yang mengorbankan nyawa. Masalah tawuran pelajar satu diantara masalah remaja yang menggelayuti bumi pertiwi tapi seolah tak ada yang peduli dalam mencari solusi.

Kapitalisme, Penyebab Tawuran

Bila dicermati secara teliti ada beberapa aspek penyebab  maraknya aksi tawuran remaja diantaranya kurangnya kontroling keluarga, masyarakat, dan Negara dalam membina remaja saat ini. Sederet potret buram remaja menjadi bukti kegagalan sistem Kapitalisme yang diterapkan, di antaranya melalui sistem pendidikan generasi saat ini. Sistem pendidikan sekular kapitalis telah menyita sebagian besar waktu dan tenaga siswa untuk mengabaikan aspek pembentukan kepribadian yang kuat. Sekolah sebagai institusi pendidikan alih-alih mencetak remaja yang berkualitas yang memiliki kepribadian yang kuat sesuai dengan tujuan pendidikan, namun justru menghasilkan remaja yang menciptakan banyak masalah. Sekolah yang baik seharusnya mampu membentuk kepribadian yang baik.  Sebaliknya, sekolah yang buruk adalah yang abai terhadap hal-hal tersebut. Inilah realita yang terjadi kini.

Sebenarnya Pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa serta berkembangnya potensi diri secara optimal. Tentu, ini adalah sebuah tujuan yang sangat ideal, dan memang itulah yang diharapkan dari sebuah proses pendidikan. Pendidikan harus melahirkan sosok manusia yang mempunyai kepribadian khas yang muncul dari keimanan dan ketawaan yang tinggi serta memiliki kemampuan berbasis kompetensi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan diarahkan untuk menempa kepribadian siswa yang kuat dan mengembangkan potensi keterampilan secara optimal.

Peran negara yang seperti ini tentu tidak akan terwujud dalam tatanan sistem yang kapitalis. Hanya negara yang menerapkan Islam secara kaffah-lah yang mampu melaksanakan peran strategis ini. Oleh karena itu, berharap menghapus potret buram remaja dalam tatanan sistem kapitalis saat ini hanyalah mimpi di siang bolong.

Islam Menuntaskan Tawuran

Indonesia adalah Negara dengan mayoritas penduduk muslim tapi sayangnya Islam hanya dianggap sebagai agama ritual semata hingga tak berdampak dalam kehidupan nyata. Padahal Islam adalah agama yang menpuyai aturan dalam segala aspek tak terkecuali masalah tawuran ini. Kalau kembali kepada penyebab tawuran dengan hilangnya control keluarga, masyarakat, dan Negara dalam membina remaja. Maka Islam bisa mengembalikan control keluarga, masyarakat dan Negara. Dalam control keluarga islam mewajibkan tugas seorang ibu sebagai ummu warrabautul bait yang mengurusi, mendidik, dan membina anaknya. Lalu masyarakat pun diwajibkan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar sebagai bentuk kepedulian persaudaraan muslim lalu Negara dalan islam yakni daulah khilafah  wajib melindungi nyawa para remaja dengan menjaga dan menstabilkan kondisi Negara.

Islam sebagai agama yang sempurna, agama yang mampu memberikan solusi untuk kenakalan remaja. Remaja yang saat ini sedang berada dalam cengkraman kapitalisme, liberalisme, dan imperialisme membuat hidup para remaja menjadi terpuruk bahkan galau yang berkepanjangan dan akhirnya frustasi hingga bunuh diri. Hal itu tentunya sudah menjadi fakta dan dari fakta itulah saya sebagai remaja yang menginginkan perubahan ke arah yang positif perlu adanya perubahan pola pikir, mental, dan pemahaman untuk kebaikan para remaja agar menjadi generasi terbaik sekelas Muhammad Al-Fatih sang penakluk kota Konstantinopel. Oleh karena itu bersama dengan Islam marilah menuju perubahan yg lebih baik di dalam naungan Hukum Allah SWT dan Tuntunan Nabi Muhammad SAW.

Hal itu tentunya sudah menjadi fakta dan dari fakta itulah saya sebagai remaja yang menginginkan perubahan ke arah yang positif perlu adanya perubahan pola pikir, mental, fan pemahaman untuk kebaikan para remaja agar menjadi generasi terbaik sekelas Muhammad Al-Fatih sang penakluk kota Konstantinopel. Karena itu, sudah saatnya mencetak potret cemerlang remaja dan generasi ini dengan tatanan terbaik dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Hanya tatanan Islam dalam institusi Khilafah Islamiyah-lah yang mampu menghapus potret buram remaja dan generasi ini menjadi potret cemerlang dan gemilang.

Dengan menjalankan syariat Islam secara kaffah bukan hanya penyelamatan nyawa remaja atau menghentikan aksi tawuran saja tapi yang paling penting adanya rahmat lil alamin dan keselamatan dunia akhirat seperti yang dijaminkan Allah SWT.

Remaja! Saatnya berperan untuk sebuah perubahan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Islam sebentar lagi akan memimpin dunia. Ayo berperan, no baperan! Karena kamu adalah harapan. Wallahu a’lam.

Oleh : Risnawati, STP. (Staf Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kolaka)

  • Bagikan