Istri-istri Nelayan Desa Rumba-rumba Dilatih Mahir Tingkatkan Pendapatan Keluarga

  • Bagikan
Foto bersama istri nelayan Desa Rumba-rumba, Kelurahan Kolono yang memromosikan produk olahan kerupuk ikan. (Foto: Dok.Ratna Umi Nurlila)
Foto bersama istri nelayan Desa Rumba-rumba, Kelurahan Kolono yang memromosikan produk olahan kerupuk ikan. (Foto: Dok.Ratna Umi Nurlila)

SULTRAKINI.COM: Kegiatan pemberdayaan istri nelayan yang dikemas dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) bersama Ketua Tim, Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.Sc bertujuan meningkatkan skill para istri nelayan dalam meningkatkan pendapatan keluarga melalui pendampingan dalam pembuatan olahan kerupuk ikan yang memiliki nilai gizi tinggi dengan bahan baku yang cukup melimpah dan harga ikan yang sangat murah. Sehingga dengan mengolah ikan sebelum dijual seperti kerupuk ikan, justru memiliki harga dan keuntungan yang fantastik.

Dalam kegiatan ini, ketua tim melakukan pendampingan dalam pelatihan istri nelayan yang merupakan fokus dampingan dalam kegiatan ini mahir dalam memproduksi olahan ikan tersebut. Sekaligus melakukan pendampingan pada teknik pemasaran dari olahan ikan yang telah dihasilkan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan dan fokus pada Desa Rumba-rumba di lokasi pantai yang secara umum warga bekerja sebagai nelayan.

“Pendampingan ini untuk memberdayakan para istri nelayan yang belum memiliki pendapatan dan tambahan selain tergantung pada pendapatan sang suami. Sehingga diharapkan keterampilan baru yang dimiliki dan digeluti dapat membangun kemandirian dalam berusaha sehingga membantu suami memperoleh tambahan pemasukan keuangan keluarga dalam rangka meningkatkan taraf hidup keluarga,” seperti dalam rilis diterima SultraKini.Com, (5/8/2018).

Saat ini, usaha kerupuk ikan yang digeluti oleh mitra dampingan diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pemasaran produksi lebih luas dengan sasaran supermarket yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kerupuk ikan hasil olahan yang digeluti oleh mitra dampingan belum ada yang melakukan usaha serupa di
daerah tersebut. Ini menjadi peluang yang sangat potensial dalam perkembangan industri olahan kerupuk ikan yang bernilai gizi cukup tinggi dan menjadi produk olahan lokal asal Sulawesi Tenggara.

Produk dari olahan tersebut segera diupayakan untuk dipatenkan sebagai paten merk untuk usaha olahan dari daerah dampingan.

Ketua tim kegiatan PKM yang merupakan dosen STIKES Mandala Waluya Kendari ini, sangat optimis usaha pada mitra pendampingannya ini akan terus berkembang. Ada beberapa paten merek yang diperoleh dari kegiatan pendampingan pemberdayaan sebelumnya, seperti pendampingan pengolahan mie shohun dengan bahan dasar sagu yang telah memiliki merk, sapu ijuk lokal Sultra yang juga memliki merek. Kedepan akan membantu dalam memperoleh merk dagang dari olahan kerupuk ikan ini.

Sumber: Ratna Umi Nurlila (Ketua Tim PKM istri nelayan di
Desa Rumba-rumba)

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan