SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan membentuk Korem 143/Haluoleo sebagai subpanitia daerah (subpanda) di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mempermudah penerimaan prajurit TNI AD.
Dalam sela kunjunganya, Dudung menyampaikan pihaknya akan membentuk subpanda di wilayah Sultra. Hal itu disampaikan ke Gubernur Ali Mazi guna menyerap potensi putra-putri daerah.
‘Untuk penerimaan tamtama, bintara, dan taruna nanti Danrem (Komandan Korem 143/Haluoleo) saya jadikan subpanda khusus di sini (Sultra),” jelasnya, Sabtu (7 Januari 2023).
Ketika Korem 143/Haluoleo menjadi subpanda, nantinya dapat melakukan pelaksanaan pengarahan dan penerimaan personel TNI, baik tamtama, bintara maupun perwira. Dengan begitu, putra putri Sultra tidak perlu lagi ke luar daerah jika ingin mendaftar menjadi prajurit TNI AD.
“Jadi tamtama, bintara, dan perwira nanti danrem sendiri melapor kepada pangdam. Apalagi dari kabupaten yang kodimnya baru itu harus ada prajurit, setelah lulus mereka kembalikan lagi ke situ, biar tugas di situ. Kalau bintara boleh langsung masuk babinsa,” ucapnya.
Kasad mengaku heran sebab putra putri asal Sultra khususnya di Kota Kendari tidak ada menjadi Taruna Angkatan Darat pada 2022 sehingga menjadi perhatian.
“Tahun 2022 kok taruna satu pun dari Kota Kendari ngak ada yang lulus, ini pelanggaran, harus ada,” tegasnya.
Menurut Dudung, minimnya prajurit TNI AD asal Sultra disebabkan oleh persaingan yang ketat. Putra daerah harus bersaing dengan daerah lain, seperti Sulawesi Selatan dan Sulwesi Barat.
Belum lagi kecilnya wewenang yang diberikan kepada Korem 143/Haluoleo dalam penerimaan anggota TNI-AD. Statusnya cuma sub panda tingkat daerah, sehingga para peserta calon anggota TNI AD harus berangkat mengikuti tes tingkat selanjutnya ke Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin di Makassar.
Kasad menekankan, dalam penerimaan prajurit TNI AD harus terhindar dari perilaku nepotisme dan permainan uang. Dia tidak mempersoalkan masalah tinggi badan, umur kurang atau lebih sedikit, bahkan gigi rusak bukan menjadi masalah dikarenakan dapat dioperasi ketika lulus menjadi TNI.
Selain itu, dia memberikan keringanan atau toleransi bagi putra putri Sultra yang ingin mendaftar TNI AD karena diharapkan setiap kecamatan di provinsi ini memiliki anggota TNI AD.
“Kita jangan terlalu kaku-kaku amat. Misalnya giginya agak rusak sedikit itu bisa diperbaiki kalau sudah lulus, toh kita mau baku tembak bukan mau baku gigit. Misalnya pull up-nya cuma dua terus nggak lulus, jangan, toh nanti ketika dididik bisa lari dan pull up,” ujarnya.
Dia mengaku akan menambah jatah alokasi di Provinsi Sultra sehingga mempermudah putra putri daerah menjadi prajurit TNI AD. Apalagi daerah ini kekurangan personel.
“Saya tahu masyarakat Sulawesi Tenggara begitu bangga dengan baju loreng, artinya militansinya luar biasa. Saya yakin di sini banyak masyarakat yang ekonominya lemah, ini harus kita bantu sehingga tidak ada manipulasi tentang menggunakan uang dan sebagainya,” tambahnya. (B)
Laporan: Riswan
Editor: Sarini Ido