Jelang Hari H Pilkada Bombana, Dua Kubu Saling Klaim Survei

  • Bagikan
Dua Paslon Pilkada Bombana saat berpose bersama. (Foto: Badar/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BOMBANA – Jelang hari H pencoblosan PIIkada Serentak 15 Februari mendatang, konstalasi politik di wilayah Kabupaten Bombana mulai memanas.

Dua Pasangan Calon (Paslon), masing-masing H. Kasra Jaru Munara-Man Arfah dan H. Tafdil-Johan Salim saling uber keunggulan. Melalui hasil lembaga survei yang berbeda, keduanya saling klaim memperoleh hasil survei yang tertinggi.

Kubu H. Kasra Jaru Munara misalnya, melalui lembaga survei Indexpolitica, pasangan nomor urut satu ini memperoleh kemenangan sekitar 54,43 persen dari rivalnya H. Tafdil yang hanya meraup 45,66 persen.

Namun sebaliknya, berdasarkan hasil survei lembaga survei Index Indonesia. Pasangan nomor urut satu, H. Tafdil unggul sekitar 59,0 dari H. Kasra Jaru Munara yang hanya memperoleh sekitar 27,5 persen.

Masing-masing kubu meyakini kebenaran survei yang menempatkan jagoannya teratas. Saling perang wacana terkait hasil survei mulai tidak terelakan. Terlebih ketika hasil dua lembaga survei tersebut, terpublikasi di media massa, hingga di upload disejumlah media sosial.

Berdasarkan hasil rilisan lembaga survei indexpolitica, survei yang memenangkan elektabilitas H. Kasra itu dilakukan sekitar tanggal 8-12 Januari 2017 lalu. Dengan responden sebanyak 600 orang yang tersebar di 22 kecamatan di wilayah Kabupaten Bombana. Menggunakan metode multi random sampling dengan wawancara langsung responden. Margin Error sekitar empat persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Meski begitu, namun lembaga survei ini meyakini bahwa swing voter atau pemilih ngambang masih banyak, sekitar 34,33 persen.

Sementara hasil lembaga survei Index Indonesia dilakukan sekitar tanggal 11-16 januari 2017 lalu. Jumlah responden sebanyak 400 orang yang tersebar di 22 kecamatan. Menggunakan multistage random sampling dengan margin error sektar 5 persen. Disebutkan pula dalam survei itu bahwa pemilih yang belum menentukan pilihannya sekitar 7,5 persen. Sementara pemilih yang merahasiakan pilihannya masih 6 persen.

Sementara itu, Direktur Lembaga Jaringan Advokasi Publik (Jarrak) Kabupaten Bombana, Muhammad Anis, mengaku heran dengan hasil survei yang berbeda tersebut. Namun menurut pemerhati demokrasi di Kabupaten Bombana ini, perbedaan hasil survei itu elalu terjadi di tiap pemilihan di Indonesia.

“Kalau ditanya heran, jelas saya heran dong. Kok bisa punya hasil yang berbeda. Padahal dilakukan ditempat yang sama, serta waktu surveinya itu hampir bersamaan. Namun begitu hasilnya, silahkan analisis atau tafsirkan sendiri dari hasil tersebut,” ucapnya.

Anis cuma berharap, semoga lembaga yang survei kedua calon pilkada Bombana 2017, bekerja secara obyektif dan akurat dalam menyajikan data-data di lapangan. “Kita cuma berharap semoga surveinya itu benar-benar obyektif.  Sebab hasilnya itu akan dikonsumsi oleh publik. Untuk memilih siapa yang benar di kedua lembaga itu, kita tidak punya hak menjustice atau menunjuk hidung dong. Bahwa si A atau si B yang benar,” tukasnya.

Laporan: Badar Bombana

  • Bagikan