Jembatan Sungai Kekea Menyalahi Spesifikasi, Warga Wawonii Tenggara masih Sengsara

  • Bagikan
Pembangunan jembatan sungai Kekea, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan. (Foto: Aldi Darmawan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE KEPULAUAN – Pembangunan jembatan sungai Kekea, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), dinilai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Sulawesi Tenggara menyalahi spesifikasi pekerjaan fisik.

Proyek sekitar Rp 2,9 miliar ini, dikerjakan PT BBP dengan nomor kontrak 620 /02 .19/SP/PPPJJK/DPU-KONKEP/2016 tertanggal 11 Juli 2016.

Pekerjaan tersebut, telah ditetapkan jangka waktu penyelesaian selama 174 hari kalender yang kemudian kontrak di adendum sebanyak dua kali tanpa merubah nilai kontrak. Namun, menambah waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan 19 Februari 2017 dan tetap diberlakukan denda keterlambatan pekerjaan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen kontrak oleh BPK Sultra, terdapat adanya pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai kontrak sebesar Rp 120.991.385 ,35 dan keterlambatan pekerjaan belum dikenakan denda sebesar Rp 97.001.850,00.

Terdapat item pekerjaan dalam harga satuan pekerjaan yang tidak dibutuhkan dan tidak dilaksanakan, sehingga pembiayaan pada harga satuan pekerjaan tersebut tidak menunjukan kondisi yang sebenarnya. Hal ini terjadi pada galian struktur dengan kedalaman 0-2 meter, pekerjaan galian struktur dengan kedalaman 2-4 meter, beton mutu rendah  k-175 beton, siklop pengadaan dinding sumuran silinder diameter 300 centimeter dan 150 centimeter.

“Yang kami kategorikan pekerjaan konstruksi tetapi hukum kontrak kami berlakukan, pihak PU bakal membayarkan sesuai dengan progres pekerjaan itu,” ucap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Konkep, Israwan Sulfa, Sabtu (23/9/2017).

Jembatan yang tidak kunjung kelar, kemudian berdampak kepada warga setempat. Mereka mengeluhkan kondisi jembatan tersebut. Sebab derasnya aliran sungai terlebih di kala banjir, tak satupun warga yang berani menyeberangi sungai.Dampak lain dirasakan warga dari sisi kesehatan. Para tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Wawonii Tenggara, merasakan hal itu.

Bahkan kondisi itu semakin memberatkan para petugas medis, ketika adanya pasien harus di rujuk ke rumah sakit kabupaten dan terpaksa menunggu air surut untuk mengeberangi sungai.

(Baca juga: Proyek Jalan Aspal Dalam Kota Langara Seperti “Tenteng”)

Laporan: Aldi Darmawan

  • Bagikan