Jurnalis Pertama Indonesia Ruhana Kuddus Jadi Pahlawan Nasional

  • Bagikan
Ruhana Kuddus.
Ruhana Kuddus.

SULTRAKINI.COM: Ruhana Kuddus, jurnalis pertama perempuan Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Ruhana Kuddus, merupakan sosok yang patut kita kenang riwayat hidupnya. Seorang pionir jurnalis perempuan yang memiliki pemikiran dan penggerak yang andil dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ia mempunyai komitmen kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan.

Muslimah Indonesia ini telah dua kali diusulkan Pemprov Sumbar sebagai pahlawan nasional. Terakhir diusulkan pada 2018. Meski sudah memenuhi syarat namun belum beruntung ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Pada 2019 ini akhirnya Roehana diangkat menjadi pahlawan nasional.

“Ini semua berkat kerja sama semua pihak, mulai dari masyarakat, Pemprov, DPRD, dan DPR RI. Alhamdulillah di 2019 dikabulkan,” ucap Kepala Biro Humas Setdaprov Sumbar, Jasman Rizal.

Penetapan gelar pahlawan nasional tersebut diputuskan berdasarkan pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Joko Widodo pada Rabu, 6 November 2019. Atas hal tersebut sejumlah pihak diundang ke istana untuk penganugerahan gelar pahlawan nasional tersebut.

Dalam surat Surat Menteri Sosial Rl Nomor: 23/MS/A/09/2019 tanggal 9 September 2019, yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan, Pepen Nazaruddin, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno diminta hadir di Istana Negara untuk menghadiri acara penganugerahan tersebut di Istana Negara Jakarta pada Jumat 8 November 2019.

“Kami dapatkan surat undangan untuk penganugerahan gelar di Istana Negara, Jumat (8/11). Suratnya disampaikan ke gubernur dan ahli waris,” terang Kepala Dinas Sosial Sumbar, Jumaidi di Padang, Kamis (7/11/2019).

Ruhana adalah seorang jurnalis perempuan di Sumbar lahir di Kota Gadang, Kecamatan Ampek Koto pada 20 Desember 1884 dan meninggal di Jakarta pada 17 Agustus 1972 di usia 87 tahun yang mempunyai komitmen kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan.

Dia hidup pada zaman yang sama dengan Kartini, dimana akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi.

Kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangan yang dimiliki Ruhana diperlihatkannya dalam melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan dan mendirikan surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Kiprah Ruhana di dunia jurnalistik dimulai dari Surat Kabar Poetri Hindia pada 1908 di Batavia.

Selain sebagai jurnalis, Ruhana ikut aktif dalam pergerakan melawan Belanda. Dia ikut terlibat dalam penyelundupan senjata dari Koto Gadang ke Bukittinggi melalui Ngarai Sianok dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan kemudian dibawa ke Payakumbuh dengan kereta api.

Ruhana datang dari keluarga pahlawan. Saudaranya adalah Sutan Syahril yang sudah terlebih dahulu diangkat menjadi pahlawan nasional. Dia juga memiliki saudara sepupu H Agus Salim yang juga pahlawan nasional. Ruhana juga merupakan tante dari penyair terkenal Chairil Anwar.

Ruhana Kuddus menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis, dan politik. Banyak kiprah yang diusung Roehana selama hidupnya, dia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers Indonesia, pada 6 November 2007 Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Jasa Utama, dan pada Jumat 8 November 2019 beliau diangkat sebagai pahlawan nasional.

Penganugerahan pahlawan nasional juga diberikan kepada almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yii Koo (tokoh dari Provinsi Sultra); almarhum Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir dan almarhum Prof. KH. Sardjito, MPH (tokoh dari Provinsi DI Yogyakarta); almarhum DR (HC) Mr. Alexander Andries Maramis (tokoh dari Provinsi Sumawesi Utara); dan almarhum KH. Masjkur (tokoh dari Provinsi Jawa Timur).

(Baca juga: Oputa yi Koo, Sultan Buton yang Memukul Mundur Penjajah Belanda)

Dari berbagai sumber
Laporan: Murni Tia

  • Bagikan