Kami Hadir Mengangkat Potensi Kepiting Bakau Desa Eelahaji di Butur

  • Bagikan
Pendampingan tim LPPM UM Kendari kepada warga Desa Eelahaji, Buton Utara.

SULTRAKINI.COM: Desa Eelahaji, Buton Utara, Sulawesi Tenggara memiliki potensi perikanan yang berlimpah, terutama potensi kepiting bakau. Namun, masyarakat setempat mengembangkan kepiting bakau di wilayah konservasi yang dilindungi undang-undang.

Potensi kepiting di Desa Eelahaji sangat besar karena dukungan wilayah yang berada di kawasan KPHL Peropa’ea Gantara, sebagai salah satu kawasan hutan mangrove yang dilindungi. Begitu dikatakan Dr. Rosmawati, Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari.

Dr. Ros menilai, masyarakat Desa Eelahaji perlu mendapat pengetahuan agar potensi desa bisa lebih meningkat, tanpa merusak alam sekitar. Untuk itu, ia bersama Eddy Hamka dan dosen FISIP Patta Hindi Azis sebagai anggota tim akan mendampingi untuk membantu membangun kawasan tersebut menjadi lebih termanfaatkan. Tidak ketinggalan, sejumlah mahasiswa dilibatkan dalam aksi pengabdian itu sebagai asisten pengabdian masyarakat Ramah Lingkungan.

Pendampingan oleh Tim LPPM UM Kendari terhadap nelayan Desa Eelahaji berlangsung pada 28-30 Juni 2020. Kegiatan pendampingan dilakukan melalui program PPDM dari DRPM Ristekdikti.

Pendampingan tim LPPM UM Kendari kepada warga Desa Eelahaji, Buton Utara.

Tidak tanggung-tanggung, kegiatan pengabdian akan berlangsung selama tiga tahun secara bertahap. Tahun pertama, tim akan berfokus pada sosialisasi dan pemasangan demplot kepiting. Termasuk sosialisasi mengenai budidaya kepiting bakau di daerah konservasi.

Pembuatan demplot akan dilakukan di beberapa tempat dengan cara membuat lahan percontohan kepada petani, sehingga mereka lebih memahami budidaya kepiting bakau. Nantinya juga akan dibangun rumah informasi kepiting bakau sebagai media informasi bagi masyarakat yang berkunjung ke desa tersebut.

“Kegiatan ini sangat ramah lingkungan, kita tidak perlu menebang. Justru dengan adanya hutan bakau akan kita jadikan salah satu daya dukung pelaksanaan program,” jelas Dr. Ros menyakinkan masyarakat Desa Eelahaji ketika sosialisasi.

Tidak ada penebangan pohon apapun bentuknya. Hal ini kembali ditekankannya mengingat lokasi budidaya untuk membuat kolam adalah kawasan KPHL.

Dr. Ros mengaku, selain punya potensi kepiting bakau yang berlimpah, Desa Eelahaji juga dipilih karena berpeluang untuk dikembangkan menjadi ekowisata. Oleh sebab itu, tahun kedua nantinya pendampingan berfokus pada pemasaran produk kepiting bakau. Serta di tahun ketiga diarahkan pada eduwisata, berupa sungai, mangrove, dan kepiting bakau.

“Harapan kami, Desa Eelahaji dapat dijadikan sebagai sentra kepiting bakau, mengingat potensi kepiting di daerah ini sangat besar, apalagi karena dukungan wilayah yang berada di kawasan KPHL Peropa’ea Gantara,” ucapnya.

Citizen: Patta Hindi Azis (Ketua Laboratorium Sosial Politik UM Kendari)
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan