Kampanye Imunisasi MR di Kendari Diperpanjang Sampai Oktober

  • Bagikan
Kegiatan evaluasi kampanye MR di tingkat Kota Kendari yang berlangsung di ruang Pola, Kantor Wali Kota Kendari, Rabu (26/9/2018). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Kegiatan evaluasi kampanye MR di tingkat Kota Kendari yang berlangsung di ruang Pola, Kantor Wali Kota Kendari, Rabu (26/9/2018). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) di Kota Kendari diperpanjang sampai 31 Oktober 2018. Semula dijadwalkan kampanye berakhir pada September ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum, mengungkapkan cakupan imunisasi MR sampai 24 September baru 34,25 persen dari target 95 persen. Kendari menjadi daerah terendah cakupannya secara nasional.

“Kami menemukan titik terang, artinya pihak-pihak yang tadinya tidak mendukung sekarang sudah ada komitmen menyukseskan program imunisasi MR sampai 31 Oktober,” jelas Ramhningrum, Rabu (25/6/2018).

(Baca: Polemik Kehalalan Vaksin MR Hambat 95 Persen Warga Terimunisasi)

Pemkot Kendari akan proaktif menindaklanjuti ke setiap puskesmas maupun sekolah yang cakupannya belum maksimal, termasuk menjalin komunikasi ke pihak sekolah atau yayasan yang belum mau menerima imunisasi MR.

“Sudah ada surat dari Menteri Kesehatan bahwa program kampanye imunisasi MR diperpanjang. Jadi masalah apapun yang berkaitan dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) itu menjadi tanggung jawab Komda KIPI,” jelasnya.

Sementara itu, United Nations Children’s Fund, (UNICEF), Henky Widjaja, mengatakan butuh kerja keras mencapai target imunisasi dengan waktu sebulan. Namun beberapa minggu terakhir, ada kemajuan dari konsolidasi, stakeholder, dan beberapa OPD terkait dengan dinkes, dinsos, Kemenag, dan dinas pendidikan.

Ia menjelaskan, UNICEF adalah sebuah organisasi PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya di negara-negara berkembang.

“Kota Kendari perlu dilakukan sosialisasi dari para ulama karena yang paling dekat dengan masyarakat adalah para ulama, baik di tingkat desa atau kelurahan bahkan di RT/RW. Ketika masyarakat sudah paham tentang fatwa dan bisa menjelaskan kami yakin bahwa capaian ini akan meningkat,” terangnya.

Upaya strategis, lanjutnya bisa melalui edukasi manfaat vaksin kepada masyarakat, menampilkan kisah-kisah dari orang tua atau penderita cacat, terutama akibat rubella untuk menyakinkan mereka risiko rubella.

“Saya yakin setelah masyarakat tahu tentang manfaat imunisasi MR ini, mereka akan menerima dan mau menyukseskan program imunisasi MR,” tambahnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan