Kanker Serviks Rentan pada Perempuan yang Aktif Berhubungan Seks

  • Bagikan
Ruang IVA di Puskesmas Lepo-lepo Lendari (27/5/2016).Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM : KENDARI – Sistem reproduksi kaum perempuan sangat rentan dengan virus atau bakteri. Tidak terkecuali pada Miss V yang rentan dengan kanker seviks atau kanker leher rahim.

 

Penyakit ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). Namun jenis virus ini yang banyak menyebabkan kematian, yaitu HPV tipe 16 dan 18. Sifatnya yang mudah menyebar melalui cairan atau sentuhan kulit, sehingga sangat rentan utamanya penggunaan WC umum.

 

Dalam pertumbuhannya, kanker serviks membutuhkan waktu lama. Sehingga gejala awal nyaris tidak terlihat pada Miss V.

 

Menurut Seorang Tenaga Terlatih Deteksi Dini Kanker Serviks, Puskesmas Lepo-lepo, dr. Kiniati D, kanker serviks terjadi pada perempuan yang aktif berhubungan seks. Untuk mendiaknosa Miss V bergejala kanker atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan langsung. Salah satunya tes IVA (Inspeksi Visual Asamasetat) yang membutuhkan alat tertentu.

 

\”Kanker Serviks rentan pada perempuan yang aktif berhubungan intim. Pemeriksaannya harus secara langsung, tidak bisa kasat mata,\” terangnya, Jumat (27/5/2016).

 

Selain itu, sanker serviks disebabkan banyak faktor diantaranya merokok, terpapar asap rokok, makanan instan, kurang mengkonsumsi makanan bergizi dan sehat, berganti pasangan bagi si perempuan atau laki-laki, berhubungan seks diusia dini, keputihan tidak normal, pil KB yang terlalu lama digunakan untuk menghambat kehamilan, terlalu sering melahirkan, hingga faktor keturunan.

 

Perempuan yang mendapat gejala kanker ini, tambah Kiniati, biasanya ditandai nyeri pinggang, keluar darah dari Miss V yang berbau busuk, penurunan berat badan dan gejala lainnya diluar gejala normal.

 

\”Pil KB itu lebih mempengaruhi hormon. Kalau keluar darah yang berbau busuk biasanya sudah stadium III atau IV. Tapi ada juga faktor lain, tidak bisa langsung difonis,\” jelasnya.

 

Meski penyakit ini sangat beresiko, namun untuk mendeteksi dini melalui pemeriksaan, para perempuan sering malu mendatangi langsung puskesmas atau rumah sakit.

 

Kinianti menuturkan rasa segan dan malu itu bahkan dialami oleh para ibu yang sudah memiliki banyak anak. Padahal deteksi dini tersebut hanya dilakukan sekali setiap lima tahun. Atau sekali setahun untuk pasien dengan gejala kanker serviks.

 

\”Masih malu-malu, bahkan sudah empat anaknya masih malu. Sebelum pemeriksaan kita jelaskan dulu kanker serviks, kalau sudah mau kita periksa. Tapi ada peringatan ke pasien lalau ada gejala ke kanker serviks, bisa sebulan lagi periksa,\” tuturnya.

 

Pemeriksaan penyakit ini di Puskesmas Lepo-lepo Kendari, dilakukan sebatas mendiaknosa pasien melalui penanganan pra kanker dengan cara IVA.

 

Sedangkan pasien yang memeriksakan dini kanker serviks dipastikan setiap bulannya ada di puskesmas tersebut. \”Tidak menentu. Tapi setiap bulan ada,\” tutupnya.

  • Bagikan