Kasus Persetubuhan Anak Bawah Umur dan KDRT Marak di Konawe

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Kasus persetubuhan anak di bawah umur dan Kekerasan Dalam Rumah Tanggan (KDRT) cukup marak di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Hal itu diungkapkan langsung Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Konawe, BRIPKA Nursuhada.

Nursuhada yang ditemui di depan ruang kerjanya menuturkan, kasus kekerasan anak dan perempuan yang ditanganinya mulai Januari hingga Oktober 2017 sekitar 50an kasus. Setengah dari kasus tersebut, adalah kasus persetubuhan dan pencabulan terhadap anak di bawah umur.

“Kekerasan pada anak ini ada dua yang marak. Ada persetubuhan dan ada pencabulan. Kita pisahkan jadi dua, karena untuk kasus persetubuhan ini sudah pasti pencabulan. Sedang pencabulan belum tentu persetubuhan,” jelasnya, Jumat (27/10/2017).

Sementara untuk kasus KDRT, wanita berjilbab itu juga mengaku cukup marak. Biasanya dalam sepekan, pihaknya bahkan bisa menerima empat sampai lima aduan.

“Seminggu itu ada empat sampai lima pelapor untuk kasus KDRT,” terangnya.

Nursuhada menambahkan, sejauh ini penanganan kasus kekerasan anak dan perempuan tengah mendapat perhatian baik dari Polres maupun pemerintah daerah (Pemda) Konawe. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan adanya MoU antara Polres dan Dinas Pemberdayaan Pemberdanaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Konawe.

“Dengan adanya MoU itu, nanti untuk biaya visum kasus kekerasan anak dan perempuan itu, tidak dibebankan lagi kepada korban. Tetapi semuanya sudah ditanggung Pemda tanpa terkecuali,” terangnya.

(Baca: Tersinggung, Rambo Tikam Istrinya dengan Beling)

(Baca: Gadis Bawah Umur yang Digarap Bapaknya Ternyata sudah Pernah Menikah)

(Baca: Lagi, Anak Sedarah Korban Nafsu Bejat Bapaknya)

(Baca: Kakek 71 Tahun Diduga Cabuli Anak Kelas 3 SD di Konawe)

(Baca: Tersangka Cabul di Konawe, Diganjar 15 Tahun Penjara)

(Baca: Bocah 3 Tahun Diduga Korban Pencabulan Pria 47 Tahun di Konawe)

Laporan: Mas Jaya