SULTRAKINI.COM:KENDARI – Kain Tenun Muna terkenal tidak hanya ditingkat nasional tapi juga hingga ke tingkat internasional. Dalam Pameran Kreativitas Pemuda dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI di Kota Kendari kain bernama Kamooru ini bahkan menjadi primadona.
Meninjau Pamerah, Asisten Deputi Peningkatan Kreativitas Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Eny Budi Sri Haryani bahkan mengaku langsung jatuh hati dengan kain tenun tersebut.
Menurutnya, kilauan benang emas Kamooru sangat cantik dipandang. Dan sudah seharusnya dijaga kekhasannya sebagai bagian dari Sultra. “Cantik sekali apa lagi ini warisan budaya,” katanya dikunjungan pertamanya di Kendari, Kamis (13/10/2016).
Dituturkan Penenun Kamooru Wa Nani, umumnya pembuatan Tenun Muna membutuhkan waktu seminggu untuk empat meter kain saja. Hal ini berbeda untuk jenis pakaian yang lebih lama waktu pembuatannya. Tidak jarang harganya pun bervariasi mengikuti corak dan ukurannya. “Harus sabar. Satu-satu urat di tenun. Empat meter bisa satu minggu,” ujar Penenun Kamooru Wa Nani.
Dijelaskannya, sejak menembus pasar internasional, banyak bermunculan pengrajian mulai dari kelompok usaha atau kelompok ibu-ibu rumah tangga yang menggantungkan hidup di rajutan tenun turun-temurun itu.
Seorang Desainer asal Kota Kendari Amir Malik ditemui beberapa waktu lalu mengatakan, tenun muna salah satu dari delapan jenis kain tenun Sultra yang tercatat di Dewan Kerajinan Nasional RI. Jenis tenun Sultra lainnya berasal dari Tolaki, Mekongga, Buton, Buton Utara, Wakatobi, Konawe Kepulauan dan Bombana. “Ada delapan yang tercatat di Dekranas. Tenun paling mencolok dari Muna. Kalau tolaki motifnya kerucut,” jelasnya.